HAMHukum&KriminalKeamanan dan Ketertiban

Herman Yoku: Dari Kombatan KKB hingga Kembali Mengabdi kepada NKRI

Jayapura, 1 Maret 2025 – Perjalanan hidup seseorang sering kali penuh liku dan pergulatan batin yang mendalam. Begitu pula dengan Herman Yoku, seorang mantan kombatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kini memilih jalan berbeda. Setelah bertahun-tahun berada dalam kelompok yang menentang negara, Herman akhirnya mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kini bertekad mengabdikan dirinya untuk perdamaian serta pembangunan di Papua.

Awal Perjalanan: Jalan yang Dipilih

Herman Yoku lahir dan tumbuh di sebuah kampung terpencil di pedalaman Papua. Sejak muda, ia melihat banyak ketimpangan sosial dan keterbatasan dalam akses pendidikan serta ekonomi di lingkungannya. Ketidakpuasan ini membuatnya tertarik pada pergerakan kelompok bersenjata yang menawarkan perubahan dengan cara yang ia yakini saat itu sebagai satu-satunya jalan.

Beberapa tahun bergabung dengan KKB, Herman mengalami berbagai peristiwa yang membentuk pemikirannya. Ia melihat langsung konflik berkepanjangan yang justru membawa kesengsaraan bagi masyarakat Papua, termasuk bagi keluarganya sendiri.

Momen Titik Balik

Kesadaran mulai muncul ketika Herman menyaksikan bahwa kelompok yang selama ini ia perjuangkan tidak sepenuhnya membawa kebaikan bagi rakyat Papua. Alih-alih menciptakan kesejahteraan, ia melihat masyarakat justru semakin terhimpit dalam ketakutan, pembangunan terhambat, dan kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan ketidakpastian.

Puncak perubahan terjadi ketika Herman bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan aparat keamanan yang mendekatinya dengan pendekatan humanis. Ia diajak berdialog, diberikan pemahaman baru tentang konsep pembangunan dan kesejahteraan yang dapat diraih tanpa harus mengangkat senjata. Salah satu pertemuan yang mengubah hidupnya adalah dengan tokoh gereja dan aparat kepolisian yang menawarkan jalur rekonsiliasi serta kehidupan baru bagi dirinya dan keluarganya.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Herman akhirnya mengambil keputusan besar: menyerahkan diri, mengakui NKRI, dan berkomitmen untuk membangun Papua dengan cara damai.

Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Keputusan Herman untuk kembali ke NKRI disambut baik oleh pemerintah dan aparat keamanan. Dalam proses rehabilitasi, ia diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru. Dengan dukungan dari program deradikalisasi dan pemberdayaan ekonomi, ia kini terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk membantu mantan kombatan lainnya untuk kembali ke masyarakat.

Saat ini, Herman aktif dalam program ekonomi kreatif di Papua, khususnya dalam bidang pertanian dan usaha mikro. Ia juga menjadi bagian dari upaya perdamaian dengan memberikan testimoni dan berbicara di berbagai forum tentang pentingnya rekonsiliasi dan pembangunan.

“Saya menyadari bahwa senjata bukan solusi. Justru dengan bekerja sama, kita bisa membangun Papua lebih baik, memberikan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita,” ujar Herman dalam salah satu wawancara.

Dari Perlawanan ke Pengabdian

Kini, Herman Yoku menjadi simbol perubahan dan harapan bagi banyak orang. Perjalanannya membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki hidup dan berkontribusi bagi masyarakat. Dari seorang kombatan yang dulu menentang negara, kini ia adalah seorang warga negara yang berkomitmen untuk menjaga kedamaian dan membangun tanah kelahirannya.

Papua membutuhkan lebih banyak orang seperti Herman, yang berani keluar dari lingkaran konflik dan memilih jalur rekonsiliasi. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak mantan kombatan yang mau mengikuti jejaknya: kembali ke pangkuan NKRI dan berkontribusi bagi kemajuan Papua.

Related Articles

Back to top button