Hukum&KriminalKeamanan dan Ketertiban

Teror Kelompok Kriminal Bersenjata di Awal Tahun membuat Warga Intan Jaya Mengungsi

Suaranewspapua.com – Peristiwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak Ramli NR (32) di depan istrinya betul-betul membuat trauma warga Kabupaten Intan Jaya, Papua. Ratusan warga yang ketakutan memutuskan mengungsi ke gereja.

Penembakan terhadap Ramli menjadi teror bagi masyarakat lainnya. Pasalnya, sebelum Ramli sudah banyak serangan yang dilancarkan KKB di Intan Jaya kepada warga sipil maupun aparat keamanan. Selain Intan Jaya, KKB juga melakukan penyerangan seperti di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Mimika.

Penembakan KKB terhadap Ramli terjadi pada Senin (8/2) pukul 17.30 WIT di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa. KKB mendatangi rumah Ramli dengan berpura-pura berjualan minyak tanah.

Momen penembakan terjadi saat korban Ramli NR memanggil istrinya yang berinisial M. KKB menembak korban Ramli NR di depan istrinya. Setelah itu mereka kabur dari rumah korban.

Kurang dari sebulan sebelum penembakan terhadap Ramli, setidaknya ada empat korban nyawa akibat penyerangan KKB yang terdiri dari seorang warga sipil dan 3 orang anggota TNI.

Anggota sipil yang ditembak bernama Boni Bagau. Korban ditembak atas tuduhan sebagai mata-mata TNI-Polri. Penembakan terjadi pada Sabtu (30/1).

Sementara tiga anggota TNI yang menjadi korban ialah Prada Agus Kurniawa yang bertugas Pos Titigi yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Sugapa, ibu kota Intan Jaya. Pratu Agus gugur dalam kontak tembak dengan KKB yang terjadi pada Minggu (10/1) sekitar pukul 11.40 WIT.

Kemudian Pratu Roy Vebrianto ditembak dari jarak 200 meter saat bersih-bersih usai salat subuh. Petugas lalu melakukan pengejaran terhadap KKB. Dalam pada itu, Pratu Dedi Hamdani terkena tembakan KKB

Rentetan serangan dari KKB ini tentu membuat masyarakat khawatir. Mereka akhirnya memilih mengungsi ke gereja.

Sehari setelah Ramli ditembak dari jarak dekat di depan istri, setidaknya 359 orang warga Intan Jaya, Papua, mengungsi ke gereja dan sejumlah tempat lainnya.

“Memang benar ada warga yang mengungsi dan anggota Polres Intan Jaya sudah mendatangi gereja yang menjadi tempat pengungsian, Selasa (9/2),” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal Rabu (9/2).

Beberapa warga mengaku takut dengan adanya teror KKB. Mereka memilih mengungsi dirumahnya.

Jumlah warga Intan Jaya, Papua, yang mengungsi ke gereja semakin banyak. Lebih dari 600 orang mengungsi ke rumah pastoran dan gereja Katolik Paroki Bilogai setelah ada kasus KKB menembak penjaga kios di Distrik Sugapa beberapa waktu lalu.

Berdasarkan laporan Pastor Yustinus Rahangiar selaku Pastor Paroki Bilogai Intan Jaya, para pengungsi itu berasal dari Desa Bilogai, Desa Kumlagupa, dan beberapa warga dari Desa Puyagiya.

“Total warga yang mengungsi mencapai 655. Sebanyak 200 orang dewasa laki-laki dan sisanya perempuan serta anak-anak,” ujar Pastor Yustinus dalam laporannya ke Keuskupan Timika baru-baru ini.

Ulah KKB terang saja membuat situasi di Intan Jaya mencekam. Sebab, selain warga sipil, para pejabat di Intan Jaya pun menghadapi ancaman. Hingga kini, Pemkab Intan Jaya pun dilaporkan belum aktif.

“Masalahnya pemerintahan daerah tak berfungsi. Mereka tak ada bersama masyarakat. Bupati sudah sering memberikan instruksi kepada jajarannya, namun ketika hilang sebentar, bawahannya juga hilang semua,” kata Pastor Yustinus.

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengakui dia dan aparat pemerintah daerah kerap tak berada di kantor karena alasan keamanan. Mereka sering kali diancam kelompok bersenjata.

“Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah, jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman,” ujar Natalis

Saat ini sejumlah pejabat teras di Pemkab Intan Jaya, seperti sekretaris daerah dan para pimpinan organisasi perangkat daerah, telah mengungsi ke Nabire. Hal serupa juga dilakukan oleh 25 anggota DPRD Intan Jaya, yang sebagian besar dari mereka kini memilih menetap di Nabire.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut ada banyak KKB di Intan Jaya. Dia mengatakan selama ini petugas kesulitan menangkap karena KKB membaur dengan masyarakat.

Di pihak lain, warga umumnya dalam perasaan terintimidasi sehingga tak berani melapor. Aparat juga kerap kesulitan mendeteksi karena tak semua paham bahasa yang digunakan.

Paulus mengatakan ada banyak anggota KKB umumnya pengangguran dan merekrut kembali pengangguran lain. Di Intan Jaya, dia menyebut sejumlah tokoh KKB di antaranya Undius Kogoya, Anton Tabuni, Rufinus Tigau, dan Sabinus Waker.

Iya mereka dengan memegang senjata meneror siapa saja, aparat TNI-Polri, warga yang ada, bahkan sesama mereka juga mereka tindas, aparat kampung serta pegawai yang ada di sana,” Kata Paulus Waterpauw saat ditemui di Timika, Rabu (10/2/2021).

Paulus mengatakan KKB akan turun ke desa-desa jika makanan habis. Mereka lalu meminta makanan kepada warga.

“Mereka turun kalau bahan makanan mereka habis, turun ke kampung-kampung untuk minta makan, dan kalau mendengar dana-dana cair seperti Dana Desa, mereka palak aparat kampung,” ujarnya.

Related Articles

Back to top button