Selasa 10 September, 2024
Beranda Hukum&Kriminal Jubir TPNPB di PNG: Beny Wenda Berjuang Demi Perutnya Sendiri Untuk Bertahan...

Jubir TPNPB di PNG: Beny Wenda Berjuang Demi Perutnya Sendiri Untuk Bertahan Hidup Di Luar Negeri

suaranewspapua.com. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom yang berada di Papua Nugini mengatakan Beny Wenda yang saat ini bertempat tinggal di Oxford, Inggris Raya, dan mengkampanyekan Perjuangan Papua merdeka, hanya berjuang demi mementingkan perutnya sendiri untuk bertahan hidup di luar negeri dengan menjual isu papua merdeka untuk kepentingan pribadinya.

“Kebohongan Beny Wenda sengaja ditutup – tutupi dengan kedok memperjuangkan kemerdekaan papua namun, dibalik semuanya itu Ia hanya menginginkan uang dari orang papua tanpa harus bekerja untuk menafkahi keluarganya yang berada bersama-sama denganya di luar negeri.

Hal tersebut dikatakan Sebby Sambom menaggapi informasi yang beredar bahwa Beny Wenda telah mengklaim dirinya sebagai presiden papua barat. menurut Sebby Sambom, Beny Wenda adalah warga negara asing yang tidak layak membicarakan masalah papua. Beny Wenda dan ULMWP-nya harus tunduk pada organisasi tertua yaitu TPNPB-OPM.

Lanjut Sebby Sambom, diantara perjuangan papua merdeka saat ini, ada beberapa tokoh pejuang papua merdeka yang tidak sejalan dan masing-masing mengklaim dirinya sebagai presiden papua. hal ini sangat terlihat jelas bahwa ada kepentingan-kepentingan tertentu untuk memperkaya diri sendiri dengan menjual isu papua itu sendiri.

“Yang saya maksudkan disini terkait beberapa presiden papua yang muncul akhir-akhir ini yaitu, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menurut mereka presidennya adalah Victor Yeimo, kemudian United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang saat ini muncul lagi dengan presidenya Benny Wenda, kemudian dikalangan kami Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisai Papua Merdeka (TPNPB- OPM) ada yang mengklaim bahwa presidenya adalah Jeffrey Bolmanak, juga ada Kelompok Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) yang menurut mereka presidennya adalah Forkorus Yaboisembut”, tentunya ini sangat keliru Kata Sebby Sambom.

Menurut Sebby Sambom munculnya banyak presiden ini, membuktikan bahwa kepentingan mereka adalah jabatan, kekuasaan dan uang. Maka tidak jarang mereka saling berkelahi sendiri.

Selain itu, mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nick Messet yang hampir 40 tahun bergabung dalam gerakan itu berkesimpulan bahwa satu-satunya jalan memerdekakan Papua dan Papua Barat adalah dengan bekerja dan membangun Bumi Cendrawasih dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan itu terbukti dengan adanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini sehingga di papua terlihat dengan jelas kemajuannya dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sementara, itu, soal biaya hidup Beny Wenda dan keluarganya yang tinggal di Oxford, Inggris Raya menjadi pertanyaan masyarakat papua, berapakah biaya hidup di sana? dan uang dari mana yang didapatkan oleh Beny Wenda untuk biaya hidupnya dan keluarganya?

Berikut ini adalah kisaran biaya hidup di Inggris.

  1. Sewa Tempat Tinggal

Harga sewa di kota oxford, inggris, tentunya lebih mahal yaitu berkisar dari GBP 400 atau Rp. 7.546.116,00,- hingga GBP 700 atau Rp. 13.338.932,69,- per bulan untuk sebuah flat. Sementara untuk rumah, harga sewanya mencapai GBP 1.200 atau Rp. 22.863.524,98,-.

  1. Tagihan Utilitas

Dengan memiliki tempat tinggal, ada biaya utilitas yang harus dibayarkan. Biaya ini mencakup listrik, air, dan tagihan televisi atau TV licensing. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk tagihan ini tergantung pemakaian yang tagihanya mencapai GBP 50 atau RP. 943.369,00,- hingga GBP 60 atau Rp. 1.144.286,74,- per bulan.

  1. Makan dan Minum

Untuk belanja bahan makanan perbulan mencapai GBP 50 atau RP. 943.369,00,- hingga GBP 100 atau Rp. 1.905.979,38,- per bulan.

  1. Biaya Transportasi

tarif umum untuk bus adalah GBP 2,4 atau Rp. 45.770,92,- dan untuk taksi minimal GBP 5 atau Rp. 95.345,66,- untuk satu kali jalan. Jadi, pulang-pergi akan mengeluarkan GBP 10 atau Rp. 190.674,59,- dalam satu hari.

  1. Komunikasi

Untuk bisa tetap berkomunikasi, biaya SIM card mulai dari GBP 10 atau Rp. 190.074,30,- per bulan yang sudah mencakup paket data, telepon, dan SMS. namun jika ingin memasang internet di rumah, biayanya rata-rata GBP 20 atau Rp. 381.466,25,- hingga GBP 50 atau Rp. 950.161,00,- per bulan.

  1. Belanja Bulanan

Rata-rata belanja bulanan akan memakan biaya sekitar GBP 100 atau Rp. 1.907.660,87,- hingga GBP 120 atau Rp. 2.289.193,05,-. belum lagi ditambah dengan kebutuhan hiburan dan rekreasi serta uang tambahan yang jumlahnya tergantung dari kebutuhan masing-masing keluaraga.

Dengan demikian total biaya yang dibutuhkan buat hidup di Inggris selama sebulan rata-rata adalah GBP 1.200 atau Rp. 22.812.588,00,- per bulan.

Jika dihitung dari sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini bulan Desember tahun 2020, maka kita akan kaget dengan biaya hidup yang sangat begitu besar yang dipakai oleh Beny Wenda dan keluarganya untuk hidup di Oxford, Inggris Raya dengan menjual isu papua merdeka dan mengorbankan masyarakat papua di tanah papua demi kepetingan pribadinya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

1xbet Azerbaycan Yükle Mobil Seyrək Indir Android Ios</tg

1xbet Azerbaycan Yükle Mobil Seyrək Indir Android Ios“Yükləmə” düyməsini vurduqdan sonra uydurma faylı telefonunuza yüklənəcəkdir.ContentBet Mobile Yukle 1xbet Apk & App Android, I Phone...

Questioning the Ideology of Papua’s Armed Criminal Group: Between Sovereignty Claims and Violence

Papua, Indonesia - In recent years, the presence of the Armed Criminal Group (KKB) in Papua has raised significant concerns for both...

Menyoal Ideologi Kelompok Kriminal Bersenjata Papua: Antara Tuntutan Kedaulatan dan Kekerasan

Papua - Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua telah menimbulkan berbagai kekhawatiran baik bagi pemerintah maupun masyarakat....

KKB terror hampers development of welfare of Papuan people

JAKARTA — Head of the Terrorism Studies Study Program at the University of Indonesia, Muhammad Syauqillah, highlighted the impact of a series...

Recent Comments