Soal Perubahan Nama Bandara Sentani Ada yang Gagal Paham

Suaranewspapua.com. SENTANI, Menananggapi aksi penolakan perubahan nama Bandara Sentani menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay, Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay angkat suara.
Menurut Putra sulung dari mendiang Theys Hiyo Eluay ini, alasan penolakan itu sangatlah tidak mendasar.
“Alasan penolakan ini apa, sampai sekarangpun belum jelas, kalau soal tanah adat. protes dan penolakan seperti ini harusnya dibicarakan di Obhe (parapara adat) bukannya di Kesbangpol” kata Yanto Selasa (20/10).
Diapun menganggap bahwa oknum masyarakat Sentani yang menolak perubahan nama bandara ini telah gagal paham.
“Inikan lucu, jadi biar saya jelaskan, yang kami urus ini adalah soal ahli waris nama dan nama mendiang orang tua kami ini yang kita dorong untuk dipakai sebagai nama bandara. jadi bukan soal ahli waris tanah. Kita juga dari awal tidak membicarakan soal ahli waris tanah. Inikan gagal paham namanya” jelas Yanto.
Yanto mengungkapkan, tanah yang dijadikan Bandara Sentani saat ini merupakan lahan bekas hak ulayat mendiang ayahnya Theys Hiyo Eluay yang dilepas oleh kakeknya Nero Nihiwe Eluay kepada Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.
Diapun meminta kepada pihak yang melakukan penolakan ini sekiranya dapat mengetahui sejarah dan bukti-buktinya terlebih dahulu agar tidak asal-asalan melakukan klaim.
“Supaya tidak gagal paham, karena yang dibicarakan ini soal ahli waris nama, bukan soal ahli waris tanah” pungkasnya.
Sementara itu Ketua LSM Papua Bangkit, Hengky Jokhu dalam statusnya di media sosial Facebook menyebutkan bahwa usulan perubahan nama Bandara Sentani menjadi Bandara They Hiyo Eluay ini sudah diusulkan sejak tahun 2014 lalu oleh Dewan Adat Wilayah Tabi.
Bahkan menurutnya usulan perubahan nama bandara ini sudah dibahas dalam Musda kala itu dan ketua DAW Mamta meminta agar nama bandara tersebut menjadi Bandar Theys Hiyo Eluay. (yurie)