suaranewspapua.com- SENTANI- Blandina Isabella salah satu penggiat lingkungan di Provinsi Papua mengajukan petisi kepada PT Santos Jaya Abadi perusahaan yang memproduksi dan memasarkan Kopi Kapal Api.
Dilansir dari reportasepapua.com., Dalam petisi yang diunggahnya di laman change.org, Blandina ingin meminta penjelasan dari managemen perusahaan tersebut perihal keaslian mahkota Cenderawasih yang digunakan oleh model dalam iklan Kopi Kapal Api terbaru yang telah tayang di situs berbagi video, youtube.com.
“Kalian sudah lihat iklan Kapal Api yang baru? Iklan ini mempertontonkan beberapa aktor dan aktris yang menggunakan pakaian adat dari penjuru nusantara. Ada rasa bangga yang ikut timbul di sa punya hati” tulisnya dalam petisi yang diunggah di https://www.change.org/p/kapalapi-id-jelaskan-keaslian-dan-penggunaan-mahkota-cendrawasih-dalam-iklan-lebihenakdijelasin , Senin (24/08).
Meski merasa sangat bangga karena iklan itu turut mempopulerkan budaya Papua ke seluruh Indonesia, namun diapun tidak menampik bahwa ia terusik akan mahkkota Cenderawasih yang digunakan dalam iklan tersebut.
Karena menurutnya Cenderawasih adalah salah satu satwa yang dilindungi dan hampir punah. Selain itu Cenderawasih juga merupakan ‘identitas’ bagi masyarakat Papua yang harus dilestarikan.
Dalam petisi tersebut dia juga menjelaskan bahwa sudah ada larangan penggunaan burung Cenderawasih asli sebagai aksesoris dan cinderamata yan tertera dalam surat edaran Dirjen KLHK No. SE.4/Menlhk/KSDAE/KSA.2/5/2018 Tentang Upaya Pelestarian Burung Cenderawasih Sebagai Satwa Liar Dindungi Undang-undang.
“Sa tidak tahu apakah mahkota yang digunakan adalah burung Cendrawasih asli atau imitasi karena tidak ada keterangan apa pun dalam video tersebut. Karena itu, sa minta Kapal Api berikan penjelasan tentang keaslian mahkota Cendrawasih yang digunakan. Berikan keterangan dalam video bila mahkota yang digunakan adalah imitasi, dan segera tarik iklan tersebut bila mahkota yang digunakan adalah asli. Industri periklanan juga punya tanggung jawab sosial dalam menjaga kelestarian burung yang hampir punah ini” tulisnya.
“Mengangkat budaya Indonesia tidak harus dengan menggunakan bagian tubuh dari satwa yang lindungi. Bangga akan budaya Papua berarti juga harus punya tanggung jawab untuk menghargai budaya tersebut” tutupnya dalam petisi tersebut.
Petisi yang dibuat oleh Blandina Isabella merupakan lanjutan dari pertayaan yang sama yang dibuat oleh penggiat lingkungan lain yakni Irwan Johan.
Dalam status facebooknnya pada tangg 17 Agustus 2020 yang kemudiab viral, Irwan juga meminta agar managemen PT Santos Jaya Abadi dapat menjelaskan secara terbuka mahkota Cenderawasih yang digunakan itu burung Cenderawasih asli atau imitasi.
Alih-alih mendapatkan penjelasan secara terbuka agar diketahui khalayak banyak, Irwan malah mendapatkan penjelasan singkat dari managemen perusahaan kopi tersebut melalui pesan singkat masengger tertanggal 19 Agustus 2020.
Dalam masengger managemen tersebut mengungkapkan bahwa mahkota cenderawasih yang digunakan dalam iklan tersebut adalah imitasi.
“Hi, Pak Irwan terima kasi atas perhatian dan masukannya terhadap iklan kami. untuk mahkota cenderawasih ink merupakan imitasi yanh dipinjamkan dari sanggar seni lokal. Kapal Api pun turut mendukung segala upaya konservasi satwa maupun Indonesia. Terima kasih” singkat admin Facebook Kopi Kapal Api dalam pesan yanv dikirimkan ke Irwan Johan.