Ruang Gerak KKB Papua Dijepit Hingga Tak Berkutik Oleh Petugas Keamanan di Wilayah Papua dan Papua Barat

Suaranewspapua.com- MANOKWARI- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dikabarkan akan semakin terjepit dan tidak bisa berkutik.
Hal ini dikarenakan adanya ratusan prajurit TNI Angkatan Darat yang didatangkan ke Provinsi Papua Barat.
Ratusan prajurit TNI yang dikirim tersebut adalah untuk mendukung pembentukan satuan kodim dan koramil di wilayah kerja Kodam XVIII/Kasuari.
Wakil Kepala Staf TNI AD Mayjen Moch Fachruddin mengatakan, ratusan prajurit itu didatangkan dari sejumlah kodam di Indonesia.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel ‘411 Prajurit TNI AD Dikirim ke Papua Barat.
Fachrudin mengatakan, pembentukan kodim dan koramil baru merupakan bagian dari kebijakan strategis untuk pemerataan kekuatan TNI AD di seluruh wilayah.
Selama bertugas di Papua Barat, ratusan prajurit itu akan melakukan kegiatan pembinaan teritorial dari mempersiapkan lahan markas kodim hingga membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan.
“Ini komposisinya lengkap ada perwira, bintara, dan tamtama. Dari pangkat pratu sampai mayor. Papua Barat ini ada 12 kabupaten, satu kota dengan 231 kecamatan. Belum semua daerah ada kodim, koramilnya pun baru 34,” kata Fachruddin di Markas Kodam Kasuari, Senin (13/7/2020).
Kehadiran personel bawah kendali operasi (BKO) ini sangat penting untuk membantu terbentuknya kodim dan koramil di seluruh kabupaten.
Mereka akan bertugas selama satu tahun. Ia mengutarakan, personel yang memperoleh tugas BKO akan memperoleh hak berupa uang makan, uang saku serta tunjangan khusus.
Bagi personel yang bersedia menjadi pasukan organik di wilayah Papua Barat, mereka akan mendapat prioritas pendidikan kenaikan pangkat.
“Dari penugasan BKO gelombang pertama dan kedua, di wilayah Kodam Patimura, Kodam Cenderawasih dan Kodam Kasuari total sudah ada 435 personel yang secara sukarela menjadi pasukan organik.
Awalnya BKO, setelah di sini mereka betah dan ingin menetap bertugas di sini,” katanya.
Sementara itu, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra mengatakan, ratusan prajurit BKO itu didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, Kodam V/Brawijaya, Kodam VI/Mulawarman, Kodam IX/Udayana, Kodam XII/Tanjungpura/ Kodam XIII/ Merdeka, Kodam XIV Hasanuddin, Kodam Jaya serta Kodam Iskandar Muda.
“Dari rekapitulasi tersebut, dari perwira ada 49 orang, bintara 234, dan tamtama 128 orang. Saat ini mereka sedang menjalani pembekalan selama 14 hari sejak tanggal 2 hingga 15 Juli 2020,” kata Pangdam Kasuari.
Usai pembekalan, mereka akan ditugaskan di satu kodim organik dan enam kodim persiapan.
Di antaranya, Kodim 1809/Teluk Bintuni 59 orang, Kodim persiapan Sorong Selatan 59 orang, Kodim persiapan Maybrat 59 orang, Kodim persiapan Tambrauw 59 orang, Kodim persiapan Manokwari Selatan 58 orang, Kodim persiapan Pegunungan Arfak 58 orang, dan Kodim persiapan Teluk Wondama 59 orang.
“Enam kodim persiapan ini merupakan cikal bakal kodim organik di jajaran Kodam XVIII/Kasuari. Kami berupaya seluruh kabupaten di Papua Barat masing-masing akan ada satu kodim,” kata Ali.
Polda Jabar Kirim 96 Brimob
Sebelumnya, untuk membantu TNI-Polri mengamankan Papua dari teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Polda Jawa Barat mengirimkan 96 personel Brimob.
Teror KKB Papua memang cukup gencar di beberapa bulan terakhir.
Terlebih lagi ada indikasi teror KKB Papua akan meningkat menjelang 1 Juli, yang diklaim sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat.
Polda Jawa Barat menerjunkan 96 personel Brimob ke Papua untuk membantu pengamanan di wilayah yang rawan gangguan KKB Papua.
Melansir dari Antara, Wakil Kepala Polda Jawa Barat, Brigadir Jenderal Polisi Akhmad Wiyagus, menyampaikan para personel itu bakal bertugas selama enam bulan ke depan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Akhmad mengaku hal ini merupakan suatu kehormatan dapat membantu mengamankan Papua dari teror KKB Papua.
“Hal ini merupakan suatu kehormatan dan kepercayaan bagi jajaran Sat Brimob Polda Jawa Barat.
Mengingat situasi dan kondisi Kamtibmas di Papua saat ini sangat fluktuatif yang dipicu tindakan KKB Papua yang melakukan gangguan keamanan dan ketertiban” kata dia, dalam keterangannya di Bandung, Senin(29/6/2020).
Ia menekankan kepada seluruh personel agar mengimplementasikan pedoman dalam pelaksanaan penugasan tersebut setelah sebelumnya menjalani pelatihan.
Sehingga, ia berharap para personel itu dapat memberikan pengamanan maksimal kepada masyarakat Papua.
“Penekanan yang perlu dilaksanakan, yaitu jaga keselamatan, kekompakan, dan hindari sikap serta tindakan yang tidak mencerminkan karakter dan jati diri sebagai sosok pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat” katanya.
Selain itu, ia juga memerintahkan agar para personel Korps Brigade Mobil itu dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan unsur TNI, instansi terkait dan masyarakat pribumi dalam penugasan tersebut.
“Semoga segala upaya dan usaha dalam pelaksanaan tugas, senantiasa mendapat ridho, bimbingan, kekuatan dan perlindungan Allah SWT serta dapat kembali ke jajaran Polda Jawa Barat dengan sehat, lengkap dan selamat” katanya.
Seperti diketahui, ada 3 daerah yang rawan teror KKB Papua jelang 1 Juli yang diklaim sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat.
Melansir dari Antara, tiga daerah tersebut adalah Kabupaten Mimika, Kabupaten Intan Jaya, dan Kabupaten Nduga.
Ribuan personel telah disiagakan untuk mengantisipasi aksi KKB Papua di ketiga daerah tersebut.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta agar aparat TNI-Polri meningkatkan kewaspadaan.
Sekadar informasi, tanggal 1 Juli diklaim sebagai hari kemerdekaan Papua Barat oleh KKB Papua dimulai sejak tahun 1971.
Melansir dari Wikipedia, saat itu Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Juli 1971.
Tapi konflik antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem.
Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM dan KKB papua sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.
Mulai saat itulah aksi teror KKB Papua terbagi menjadi beberapa kelompok.
Teror KKB Papua semakin beringas pada tahun 1976, dan masih berlanjut sampai sekarang.