Bupati Maybrat Bantah Masuk Daerah Kemiskinan Ekstrem, Siapkan Langkah Konkret

PAPUA, KUMURKEK — Bupati Maybrat, Karel Murafer, menanggapi isu terkait masuknya Kabupaten Maybrat dalam daftar daerah kemiskinan ekstrem di Papua Barat Daya. Pernyataan ini ia sampaikan kepada sejumlah wartawan usai memimpin upacara peringatan HUT ke-16 Kabupaten Maybrat yang digelar di Faitmayaf, Kumurkek, Senin (5/5/2025).
Dalam keterangannya, Karel menegaskan pemerintah daerah terus bekerja keras mewujudkan visi dan misi Kabupaten Maybrat, yakni menciptakan daerah yang aman, maju, sejahtera, dan mandiri. Menurutnya, status kemiskinan di daerah tidak bisa dinilai secara sepihak, melainkan harus dilihat melalui berbagai indikator yang jelas.
“Kita sudah mulai dari sektor kesehatan, misalnya dengan uji coba pengobatan gratis. Dokter kita siapkan untuk melayani masyarakat di 24 distrik secara mobile. Ini salah satu langkah nyata untuk membantu warga,” jelas Karel.
Selain sektor kesehatan, Karel menyebut pihaknya juga sedang melakukan sinkronisasi data penerima bantuan sosial (bansos) bersama Dinas Sosial. Langkah ini penting untuk memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran.
“Kami ingin pastikan apakah yang menerima bansos memang masyarakat tidak mampu. Jangan sampai ada yang sudah mampu atau bahkan sudah meninggal masih tercatat sebagai penerima,” ujarnya.
Bupati Karel juga membantah keras kabar yang menyebut Maybrat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Papua Barat Daya. “Kalau disebut Kabupaten Maybrat termasuk daerah kemiskinan ekstrem tertinggi, itu tidak benar,” tegasnya.
Lebih lanjut, Karel mengatakan pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun swasta, untuk menangani persoalan kemiskinan secara bertahap dan menyeluruh.
“Masalah kemiskinan ekstrem ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Perlu kerja sama lintas sektor supaya upaya yang dilakukan lebih efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.