Jayapura– Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Papua, tokoh agama Papual, Pastor John Bunay, menyampaikan pesan damai yang mengedepankan nilai kesederhanaan. Pastor Bunay mengingatkan para calon pemimpin di Papua untuk tetap rendah hati dan tidak melupakan asal-usul mereka sebagai “anak kampung” yang sederhana.
“Syalom, saudara-saudari terkasih. Siapa saja yang akan ikut Pilkada, entah bupati, wali kota, atau gubernur, kita bisa melihat banyak perubahan terjadi dalam hidup seseorang sebelum dan sesudah menduduki posisi tersebut,” ujar Pastor Bunay dalam pesannya.
Pastor Bunay menyoroti bahwa para calon pemimpin sering kali memulai karier politik mereka sebagai sosok yang sederhana, tanpa jarak dengan masyarakat. Mereka dikenal sebagai “anak kampung”, yang bersahabat dan mudah bergaul. Namun, setelah meraih jabatan, sering kali terjadi perubahan yang menyebabkan mereka menjaga jarak dengan orang-orang di sekitar mereka.
“Kita sering melihat, sebelum menjadi pejabat, mereka begitu akrab, bahkan ketika bertemu di jalan, mereka masih membunyikan klakson dan melambaikan tangan. Tapi setelah menjabat, itu menjadi jarang,” tambah Pastor Bunay, menyoroti fenomena perubahan perilaku.
Perubahan tersebut, menurutnya, tidak hanya terjadi dalam hubungan sosial, tetapi juga tercermin dalam perubahan fisik, seperti rumah yang lebih mewah dengan pagar tinggi, kaca mobil yang lebih gelap, hingga cara berjalan yang tampak angkuh.
“Mungkin karena posisinya, mereka dapat mobil bagus, kaca gelap, bahkan klakson pun menjadi sulit untuk dibunyikan. Gaya berjalan pun berubah, seperti ada sesuatu di kakinya yang membuat mereka merasa melayang,” lanjutnya.
Pastor Bunay mengingatkan bahwa jabatan yang dipegang hanya bersifat sementara, yaitu lima tahun. Oleh karena itu, ia meminta para calon pemimpin untuk tetap sederhana dan tidak membiarkan jabatan mengubah siapa mereka sebenarnya.
“Posisi atau peran itu hanya lima tahun. Biasa saja, kita ini semua anak kampung, orang-orang sederhana. Jangan biarkan jabatan merubah kemanusiaan kita,” tegasnya.
Dalam pesannya, Pastor Bunay mengutip Firman Tuhan yang mengajarkan bahwa untuk menjadi yang terbesar, seseorang harus menjadi pelayan bagi yang lain. Ia juga mengingatkan bahwa nama baik lebih penting daripada harta, kekayaan, atau jabatan.
“Bekerjalah seolah-olah engkau bekerja untuk Tuhan. Lakukanlah yang terbaik dalam posisi yang diberikan,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Pastor Bunay berharap bahwa siapa pun yang terpilih dalam Pilkada Papua mendatang tetap mempertahankan sikap rendah hati, melayani masyarakat dengan penuh cinta, dan tidak lupa bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat sederhana yang telah mempercayakan mereka.
“Semoga Tuhan Yesus memberkati engkau. Bekerjalah dengan cinta dan jadilah berkat bagi orang lain,” pungkasnya.
Pesan damai dan refleksi Pastor Bunay ini menjadi pengingat bagi para calon pemimpin Papua untuk tetap mengedepankan kesederhanaan, etika, dan kedekatan dengan masyarakat, serta memandang jabatan sebagai kesempatan untuk melayani, bukan untuk meninggikan diri.