Ketegasan Polri Dan TNI di Papua Didukung Tokoh Masyarakat Papua
Papua- Aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas satu orang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada, Minggu(21/1).
Diketahui aparat melihat tujuh anggota KKB dengan membawa dua pucuk senjata laras panjang berada di kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa. Melihat hal tersebut, aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembak anggota KKB yang bersenjata sehingga kontak tembak tak terhindarkan.
Hal tersebut mengakibatkan satu anggota KKB wilayah Intan Jaya atas nama Yusak Sondegau tewas terkena tembakan dan saat ini jenazahnya berada di Puskesmas Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Tokoh Masyarakat Papua Yonas Alfons Nusy mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas tindakan kriminal KKB. Yonas menegaskan bahwa KKB bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia (HAM). Menurutnya ancaman, teror, penyanderaan, dan tindakan kekerasan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
“Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi. Sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua,” kata Yonas.
Yonas mengatakan bahwa KKB tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan. “Perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Yonas mengajak agar masyarakat Papua tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut.
“Para pemimpin dan tokoh masyarakat Papua memainkan peran kunci dalam mengekspresikan penolakan terhadap KKB,” jelasnya.
“Mereka menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama untuk mengatasi ancaman bersama. Pernyataan tegas dari pemimpin dan tokoh masyarakat ini mencerminkan tekad untuk menciptakan Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya,” ujar Yonas.
Yonas juga menyampaikan bahwa masyarakat Papua telah menyadari keberadaan KKB menghambat pembangunan dan perkembangan positif. Sebaiknya KKB malah menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
“Suara penolakan terhadap KKB adalah cerminan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik,” katanya.