ImbauanPolitik

FAKTA MSG YANG KONTRADIKTIF DENGAN KAMPANYE POLITIK ULMWP TENTANG PAPUA MERDEKA DAN TIDAK ADANYA KONTRIBUSI POSITIF ULMWP BAGI MASYARAKAT PAPUA DAN MASYARAKAT DI KAWASAN PASIFIK

Oleh : Ali Kabiay

Sekjen DPP Barisan Merah Putih RI
Ketua Pemuda Adat Saireri II Nabire
Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua

Melanesian Spearhead Group atau MSG adalah suatu organisasi untuk mempererat budaya antar sesama negara – negara di pasifik , dan bekerja sama untuk peningkatan ekonomi.

MSG sendiri resmi di bentuk pada tahun 1988 di Port Vila Vanuatu hal ini juga di ikuti dengan penandatanganan Agreed Pribciples Of Co-operation among Independent States of Melanesia, dan pada tanggal 23 Maret 2007 MSG resmi menjadi organisasi sub-regional

Adapun Tujuan di bentuknya MSG adalah sebagai berikut :

  1. Pertukaran budaya melanesia, termasuk tradisi dan nilai – nilai persamaan kedaulatan
  2. Memperkuat hubungan perdagangan antar anggota MSG.
  3. Kerjasama teknik guna mencapai pertumbuhan ekonomi.
  4. Pembangunan berkrlanjutan
  5. Good Governance.
  6. Keamanan.

Jika kita berkaca atau melihat tujuan di bentuknya MSG maka sangat berbeda jauh atau kontradiktif dengan perjuangan – perjuangan separatis atau isu politik Papua Merdeka yang di suarakan oleh United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ) atau organisasi separatis lainnya yang memperjuangkan isu Papua Merdeka yang sangat mustahil, bahkan di antara beberapa tujuan MSG tidak di masukkan unsur atau sektor politik, justru tujuan MSG hanya berbicara sektor budaya melanesia, perdagangan, ekonomi, kedaulatan setiap negara anggota MSG , good governance dan kemananan wilayah pasifik.

Tujuan perjuangan ULMWP untuk masuk menjadi full member MSG juga sudah tentu sangat tak masuk akal, apa lagi ULMWP selama ini tak punya kontribusi yang positif bagi rakyat Papua, tidak ada bukti nyata yang menyatakan bahwa ada kontribusi positif ULMWP bagi rakyat Papua, silahkan di cek sendiri di media online tentang kontribusi ULMWP bagi masyarakat Papua dan masyarakat di kawasan pasifik, kita tak akan menemukan satupun berita yang menunjukkan kontribusi positif ULMWP bagi masyarakat di tanah Papua dan masyarakat di kawasan pasifiik, jika tak ada kontribusi maka ULMWP tidak punya hak untuk mengatur MSG serta memprovokasi masyarakat di tanah papua dan masyarakat di kawasan pasifik. ULMWP sendiri tidak berbadan hukum, bahkan perjuangan Benny Wenda sendiri hanya perjuangan – perjuangan lobi internasional yang membawa isu – isu separatis Papua Merdeka yang sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang, secara geopolitik global , negara – negara di kawasan Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Pasifik sekarang sedang fokus untuk meningkatkan ekonomi mereka menjadi lebih baik setelah melewati masa pandemi covid – 19, belum lagi perang Rusia versus Ukraina yang masih berlanjut terus, tentu hal ini sangat mempengaruhi ekonomi global, sudah tentu masyarakat internasional akan lebih fokus ke persoalan ekonomi ketimbang isu – isu referendum seperti isu Papua Merdeka yang di perjuangkan oleh ULMWP dan OPM.

Indonesia sendiri masuk menjadi anggota MSG atau di terima sebagai Associate Member ( AM ) pada bulan Juni 2015 di MSG Leaders Summit ke – 20 di Honiara Kepulauan Solomon, masuknya Indonesia menjadi Anggota tetap MSG juga tak lepas dari beberapa trend positif Indonesia di kawasan pasifik , misalnya ekonomi Indonesia yang relativ stabil pada skala global dan skala asia pasifik, sebelumnya pada bulan Maret 2011 di MSG Leaders Summit ke – 18 Indonesia hanya sebagai observer.

Jika kita membandingkan kontribusi positif Indonesia dan ULMWP di kawasan pasifik maka sudah tentu sangat berbeda jauh, ULMWP bahkan tak punya kontribusi bagi kawasan pasifik atau masyarakat di Papua, Indonesia sendiri pada tahun 2020 sudah berkomitmen dan berkontribusi untuk membangun sarana olahraga untuk Pasiific Games 2023 di Kepulauan Solomon, bahkan PT Wika sebagai BUMN di tunjuk untuk mengerjakan proyek sarana olahraga tersebut dan mewujudkan mimpi masyarakat pasifik khususnya masyarakat Kepulauan Solomon di bidang olahraga, pemerintah Indonesia juga membantu beasiswa bagi anak – anak muda di PNG untuk melanjutkan studi di beberapa Universitas di Indonesia dan bekerja sama dengan Fiji di bidang pendidikan yang berkelanjutan dan akan memberikan kontribusi positif lainnya di berbagai sektor di wilayah pasifik, hal ini juga sejalan dengan visi Pasific Elevation yaitu terus meningkatkan kehadiran Indonesia di kawasan pasifik, dengan visi Pasific Elevation sudah tentu Indonesia akan terus memberikan kontribusi – kontribusi yang sangat positif yang berkesinambungan bagi pembangunan serta perkembangan sektor – sektor sentral di kawasan pasifik demi kesejateraan masyarakat di kawasan pasifik.

Kontribusi Indonesia sangat nyata di kawasan pasifik, tentu berbanding terbalik dengan kontribusi ULMWP yang tidak ada sama sekali bagi masyrakat di tanah Papua dan masyarakat di kawasan pasifik, ULMWP juga bukan suatu negara merdeka yang harus di akomodir di dalam MSG. Mendirikan sebuah negara bagi pemimpin ULMWP seperti Benny Wenda memang sangat mudah namun hanya sebagai bunga – bunga tidur dan framing di media sosial. ULMWP sangat minim kontribusi positif bagi masyarakat di tanah Papua dan bagi masyarakat global khususnya di kawasan pasifik. Negara – negara anggota MSG tentu sudah sangat paham dan cerdas dalam menilai situasi politik global dan kawasan, mereka sudah tentu tak akan dengan mudah memberikan akses kepada ULMWP untuk lebih leluasa berbicara di forum MSG karena bukti nyata sudah menunjukkan bahwa ULMWP sangat minim kontribusi positif bagi kawasan pasifik terlebih khususnya negara – negara di wilayah pasifik khususnya negara – negara anggota MSG.

Ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kelompok kecil pendukung separatis Papua Merdeka, bahwa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang tidak mendapatkan kemerdekaannya dengan gratis, kemerdekaan Indonesia itu di rebut dengan susah payah, di rebut dengan darah, keringat dan nyawa, jika para pahlawan sudah berjuang dengan darah, nyawa dan keringat untuk merebut kemerdekaan Indonesia, maka tugas dan kewajiban kita sebagai generasi muda Indonesia adalah mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal – hal positif dan mempertahankan kedaulatan wilayah NKRI dengan berbagai cara, apapun resikonya mempertahankan kedaulatan NKRI adalah sakral dan merupakan kewajiban iman bagi setiap warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Oleh : Ali Kabiay

Sekjen DPP Barisan Merah Putih RI
Ketua Pemuda Adat Saireri II Nabire
Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua

Related Articles

Back to top button