Uncategorized

Akademisi, Bupati dan TNI-Polri Hadiri FGD Membahas Binmas Noken dan Dinamika Masyarakat Papua

Papua- Papua semakin tahun semakin terbuka dengan diskusi diskusi mengenai Masa depan Papua. Salah satunya berupa FGD (Focus Group Discussion) diselenggarakan oleh Satgas Nemangkawi Papua, satuan khusus TNI Polri yang dibentuk untuk memberi dampak kamtibmas positif bagi masyarakat Papua sekaligus mempercepat kemajuan berbagai aspek kehidupan masyarakat Papua (ekonomi, pendidikan, kesehatan, olahraga, kerukunan kelompok masyarakat).


FGD digelar pada Rabu tanggal 8 September 2021, Bertempat di Ballroom Lantai 10 Swiss-Belhotel Jayapura,  dengan tema “Eksistensi Pendekatan Binmas Noken Polri dalam Dinamika Masyarakat Papua”, yang dikoordinir oleh Kepala OPS Nemangkawi Polri Brigjen Pol Ramdani Hidayat, SH.



Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Kabupaten Paniai Meky Nawipa, Bupati Kabupaten Deiyai Ateng Edoway, SpD. K., Rektor Uncen Papua Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT, Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Gatot Aris Purbaya S.I.K., Waka OPS I Nemangkawi Polri Kombes Pol Almas Widodo Kolopaking, S.I.K., Waka OPS II Nemangkawi Polri Kombes Pol Drs. Muhamad Firman, S.I.K., M Si. Aster Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Teddy Arifiyanto S, S. IP.


Kegiatan FGD ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selanjutnya Kepala OPS Nemangkawi Polri  menyampaikan, “kita harapkan adanya gagasan yang disampaikan dalam kegiatan ini agar konsep kedepan FGD menjadi lebih sempurna.”
Dalam FGD  didampaikan bahwa Binmas Noken sedari 2018 atau selama 3 tahun berjalannya telah berdampak bagi banyak masyarakat Papua, dan diterbitkan dalam 2 buku kinerja Binmas Noken Papua.


“Ada beberapa program pemerintah yang kami tekankan kepada rekan-rekan Binmas Noken yaitu vaksinasi, kenapa harus vaksinasi karena memang harus untuk sehat, kemudian PON XX Papua kami juga membantu mungkin gagasan kami bukan hanya kesejahteraan yang kami inginkan semua, beberapa waktu lalu kami sempat berbincang dengan mantan Sekda Papua kami membahas bahwa yang kita asah adalah otak masyarakat karena kalau mereka sehat berarti mereka sejahtera, masyarakat Papua benar-benar cerdas, banyak senior kita maupun junior orang asli Papua itu pintar-pintar semua, maka itu kira support untuk meningkatkan kecerdasannya dahulu.”


“Program sudah berjalan dan namanya Pi ajar maupun program-program lainnya, kami agak lama di Puncak Jaya betapa semangatnya anak-anak kita disana, yang kendala adalah bagaimana kita sendiri mengatur mereka, yang mengajar anak-anak Papua itu daerah pegunungan itu TNI-Polri kita tidak mengambil tugas dan fungsi Guru tetapi kita membantu apabila Guru yang bertugas di suatu wilayah tidak masuk ke Sekolah, TNI-Polri hadir di Papua untuk membantu masyarakat, semoga Binmas Noken menjadi kebanggaan bagi kita semua dan berkembang di Provinsi Papua, mungkin itu hanya itu yang bisa sampaikan.” Ujar BJP Ramdani


Kepala Lembaga Penelitian, Pengadian Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Ubhara Jaya dalam kesempatannya mengatakan, “kita akan berpikir ulang dan mencari strategi tepat dan terbaik, Indonesia tidak sendiri, ada Binmas Noken, TNI-Polri, Pemerintah Daerah, bagaimana cara sinergitas, bagaimana bersama-sama kita bergandeng tangan, apakah Uncen punya pendidikan khusus.”


“Kita harus punya karakter-karakter tertentu untuk mendekati anak-anak Papua agar kita bisa menyentuh atau berinteraksi dengan mereka, jangan tergantung pada Nemangkawi atau Binmas Noken dan jangan di biarkan satgas ini bekerja sendiri karena yang mempunyai wewenang itu datang kesana untuk merencanakan pembangunan produktifitas masyarakat, yang punya wewenang tentu adalah pemerintah daerah tersebut yang telah diatur oleh undang-undang.”


“Juga bagaimana mengubah karakter masyarakat serta lahannya Uncen Papua sangat luas dan banyak sekali yang bisa didorong, yang paling penting adalah membangun orang cerdas dan membangun karakter mereka, apa yang dibangun pertama kali adalah karakter, Anak-anak Papua itu pandai dalam bermain bola, tetapi kurang rasa percaya diri mereka, kita harus mencari solusi bersama dan pendekatan baru maka dari situ kira belajar.”

Rektor Uncen Papua dalam mengatakan, “tujuan pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di dunia adalah untuk masyarakat sejahtera, ketika dalam beberapa waktu kita melakukan kegiatan kira harus melakukan evaluasi.
Revolusi Industri menjadi tantangan sendiri bagi kita semua dan di tahun 2025 diperkirakan jumlah penduduk di Indonesia akan mencapai 75  juta orang, maka kita harus memberikan perhatian khusus terhadap perubahan, revolusi semakin mengurangi keterlibatan manusia dan menghilangkan tenaga kerja manusia, menurut word best education centre kita di Asia Tenggara hanya Singapura yang masuk, mereka mengukur dari dua sisi baik survei maupun data, kita Indonesia belum ada mendapatkan ranking kinerja Perguruan tinggi di dunia.”


“Maka untuk itu riset-riset dosen yang tematik dengan bidangnya sangat diperlukan untuk inovasi pengembangan, jaringan roda ekonomi, meliputi produksi, distribusi dan pasar, dalam produksi kita harus memperhatikan lahan dan SDM Masyarakat serta modal, dalam mengelola jaringan roda ekonomi kita harus banyak mengkaji semua dengan baik agar penerapan ilmu di lapangan terarah sampai pada sasaran kerja dan hasilnya pun akan memuaskan.”


Yayasan Alirena Jakarta Prof. ENG GOO  mengatakan, “di Papua ada anak-anak yang tidak mengerti alfabet dan mereka sudah masuk dan naik ke kelas SMP, Problem statemen adalah masyarakat Papua hidup dalam suatu posisi dimana culture dan sciences asymmetry atau budaya tidak memberikan ruang dan ilmu sains, sains tidak menjadi alat untuk meningkatkan ruang hidup, biarkan masyarakat Papua berkembang sesuai budayanya dan jangan kita membuat budaya mereka tersisih, dalam artian berkembang tanpa melupakan budaya.”


“Apa yang dibutuhkan adalah masyarakat asli Papua mampu meningkatkan budaya dengan sains dan tetap berpegang pada  jati diri dan budaya, kesimpulan saya bahwa globalisasi akan semakin nyata di Tanah Papua dan saya juga lihat orang Papua mulai bingung karena semakin termajinalkan, setelah saya melakukan perbincangan dengan teman-teman semua saya mendapatkan beberapa masukan yaitu revolusi ide, ide adalah imajinasi sebagai karakter budaya.”

Related Articles

Back to top button