Komunitas Muslim Papua di Jayapura Gelar Ritual Bakar Batu Jelang Buka Puasa
Tradisi bakar batu merupakan kegiatan memasak secara tradisional yang dilakukan suku-suku asli Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah Papua.
Ritual bakar batu biasanya menggunakan hewan ternak berupa babi yang sudah pada umumnya dilakukan oleh masyarakat Papua.
Demi menjaga tradisi atau ritual tersebut, komunitas Muslim Papua tetap melakukan proses bakar batu, namun hewan ternak berupa babi tersebut diganti dengan ayam atau hewan yang menurut agama Islam halal.
Kampung Mateor, Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua adalah tempat di mana komunitas Muslim Papua bermukim.
“Kami tidak akan pernah melupakan adat dan budaya kami sebagai masyarakat pegunungan Papua untuk melakukan proses bakar batu. Karena proses bakar batu adalah untuk mempererat tali silahturahmi antara sesama,” kata Michael Asso.
Dia mengatakan, Muslim Papua di Kota Jayapura sudah memasuki generasi keempat Firdaus Asso, pemuda asal Kampung Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang pertama kali hijrah ke Jayapura.
“Ini sebabnya, kami memberikan nama mushola ini dengan namanya untuk menghormatinya,” ujarnya.
“Acara Bakar Batu kerap diselenggarakan tiap menyambut sesuatu yang dianggap spesial seperti Ramadan tahun ini,” katanya.
Michael menjelaskan, sebelum memulai proses bakar batu, pihak laki-laki menyiapkan tungku untuk membakar batu, sementara perempuan menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak dalam bakar batu, seperti ubi, singkong, pisang, ayam dan sayuran lainnya.