Selasa 10 September, 2024
Beranda Pariwisata Noken, Produk Budaya Yang Bermuatan Filosofis Bagi Penduduk Asli Papua

Noken, Produk Budaya Yang Bermuatan Filosofis Bagi Penduduk Asli Papua

Papua – Noken atau tas rajutan dari akar pohon yang menjadi asesoris keseharian mace-mace Papua telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia pada 4 Desember 2012. Sejak tanggal itu, Noken menjadi mendunia, pembuatannya juga terus berkembang mengikuti dunia fashion.

Bagi warga asli Papua, noken yang dibuat dari berbagai bahan alami, bukan sekadar tas karena banyak nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan banyaknya jumlah suku di Papua, makna dan penggunaan noken pun beraneka ragam. “Noken menjadi spesial karena nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Noken yang merupakan tas tradisional asli buatan mama-mama (ibu-ibu) Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua,” kata Arkeolog Balai Arkeologi Papua Hari Suroto, beberapa waktu lalu. Dosen Arkeologi Universitas Cenderawasih itu menambahkan, “Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya,” kata Hari.

Membawa barang dagangan hingga alat tukar, Noken biasanya dipakai dengan cara disangkutkan di bagian kepala yang mengarah ke bagian punggung dan dada perempuan Papua. Baca juga: Mengenal Noken Papua yang Jadi Doodle Google Hari Ini dan Cerita di Baliknya Sehari-hari mereka menggunakannya untuk membawa barang dagangan seperti buah, sayur, dan umbi-umbian ke pasar, atau untuk berbelanja. Bagi masyarakat pedalaman Papua, noken biasanya juga digunakan untuk membawa bayi, ternak, ubi, sayur, dan pakaian. Sedangkan bagi intelektual Papua, noken digunakan untuk menyimpan buku atau membawa notebook ke kampus.

Noken juga dipakai saat menghadiri pesta, baik pesta kelahiran, pesta pernikahan, pesta kematian, maupun pesta adat lainnya. Sedangkan bagi suku Dani yang bermukim di pegunungan tengah Papua, noken dijadikan sebagai alat tukar. Noken dengan jumlah tertentu dapat ditukar dengan seekor babi. Hal ini senada dengan yang disampaikan Merry Dogopia, salah satu perajin noken di Jayapura.

Setelah itu, serat dari kulit kayu itu dipintal dan dirajut. “Suku Ngalum di daerah Pegunungan Bintang memanfaatkan bahan baku noken dari delapan spesies tumbuhan yakni Cypholophus gjelleripii, Cypholophus vaccinioides, Ficus arfakensis, Ficus comitis, Ficus dammaropis, Goniothalamus spp., Pipturus argenteus, dan Myristica spp.

Suku Dani di Lembah Baliem memanfaatkan lima spesies tumbuhan sebagai bahan baku noken yakni Boehmeria malabarica, Boehmeria nivea, Astronia spp., Sida rhombifolia dan Wikstromia venosa,” tutur Hari. Pewarnaan noken, sambung Hari, juga menggunakan bahan alami. Masyarakat Papua menggunakan daun dan buah-buahan. Sulitnya membuat noken membuat tas rajutan tersebut bernilai tinggi. Bahkan nilainya ada yang mencapai belasan juta rupiah. Baca juga: Khombow, Karya Seni dari Jayapura Merry Dogopia mengatakan, di kampung halamannya, noken dibuat dari serat anggrek hutan.

“Kalau yang buat noken dengan seluruhnya menggunakan anggrek dan ada motif-motifnya itu di suku saya, dan yang buat hanya laki-laki, tidak boleh perempuan,” kata Merry. Harga noken tersebut juga mahal. Sebab, pembuatan noken bisa memakan waktu berbulan-bulan karena sulitnya mencari bahan utama. “Itu harganya bisa sampai Rp 12 juta, pembuatannya bisa berbulan-bulan karena cari bahannya susah di dalam hutan,” ungkap Merry yang kini sudah berusia 49 tahun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

1xbet Azerbaycan Yükle Mobil Seyrək Indir Android Ios</tg

1xbet Azerbaycan Yükle Mobil Seyrək Indir Android Ios“Yükləmə” düyməsini vurduqdan sonra uydurma faylı telefonunuza yüklənəcəkdir.ContentBet Mobile Yukle 1xbet Apk & App Android, I Phone...

Questioning the Ideology of Papua’s Armed Criminal Group: Between Sovereignty Claims and Violence

Papua, Indonesia - In recent years, the presence of the Armed Criminal Group (KKB) in Papua has raised significant concerns for both...

Menyoal Ideologi Kelompok Kriminal Bersenjata Papua: Antara Tuntutan Kedaulatan dan Kekerasan

Papua - Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua telah menimbulkan berbagai kekhawatiran baik bagi pemerintah maupun masyarakat....

KKB terror hampers development of welfare of Papuan people

JAKARTA — Head of the Terrorism Studies Study Program at the University of Indonesia, Muhammad Syauqillah, highlighted the impact of a series...

Recent Comments