
Walaupun ditengah pandemic Ratusan umat Hindu di Kota Jayapura, Papua melaksanakan Ritual Melasti dan Mecaru dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 pada 14 Maret mendatang
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua, I Komang Wardana pada Sabtu (13/3/2021), mengatakan ritual itu dilaksanakan secara sederhana ditengah pandemi Covid-19 di Pantai Holtekam, Jayapura.
Menurut dia, upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Selain itu, kata dia, umat Hindu juga ritual Mecaru di areal Pura Agung Surya Bhuvana Skline yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam dan pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melebut sifat buruk.
“Pelaksanaan ritual ini secara sederhana di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada umat Hindu agar melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni amati geni tidak menyalakan api.
“Amati karya tidak memperbolehkan mengadakan aktifitas fisik kerja dan amati lelaungan tidak boleh menikmati hiburan kesenangan dan bepergian selama rangkaian hari raya nyepi,” ujarnya.
Sementara itu, Pinandita Pura Agung Surya Bhuvana, I Wayan Wira Adnyana menyebutkan, sebagai ajang untuk mengintropeksi diri kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala aktifitas dan perbuatan selama satu tahun.
“Intinya, umat Hindu dimana berada didalam melaksanakan nyepi tidak hanya sepi namun juga hening,” katanya.
Dia berharap, rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 pada masa pandemi Covid-19 ini dapat mempertahankan kesehatan dan terbebas dari segala penyakit, sehingga dapat melaksanakan aktivitas seperti biasanya.
Ia menambahkan, ritual yang telah dilaksanakan dapat dijalankan perayaan nyepi dengan mengangkat tema “jadikanlah hidup untuk intropeksi diri dimasa pandemi Covid-19 agar alam harmonis dengan seluruh ciptaanya.”