Suaranewspapua.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Waropen menggelar Sosialisasi Mitigasi Bencana Tanggap Darurat Terhadap Bencana Abrasi Pantai untuk aparat kampung pada 6 Kampung di Distrik Urfas, Senin (8/3) di Balai Kampung Apainabo.
Para aparat kampung yang diikutsertakan berasal dari Kampung Apainabo, Kampung Nubuai, Kampung Ghoyui, Urfas III, Urfas II, dan Kainubuai.
Kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana Abrasi ini diikuti oleh Bamuskamp, Kepala Kampung bersama aparat dan warga terdampak bencana Abrasi Pantai.
Sosialisasi dibuka langsung oleh Asisten II Bidang Administrasi dan Kesra Setda Kabupaten Waropen, Abraham Imbiri dan juga dihadiri oleh Asisten I Bidang Pemerintah dan Hukum Jaelani AP, M.Si serta Kepala Badan Bencana Daerah Kabupaten Waropen Lamek Sawapi.
Abraham Imbiri memaparkan bahwa potensi ancaman di Waropen yang sudah menjadi kejadian rutin tiap tahunnya adalah becana abrasi pantai. Dalam 10 tahun terakhir bencana abrasi sudah mengikis hingga 10 meter lebih wilayah garis pantai.
Dikatakan, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam melakukan penanganan bencana, baik sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan pasca bencana. Program sosialisasi mitigasi menurutnya adalah bentuk antisipasi terhadap bencana itu sendiri.
Dalam UU Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa dalam penanganan bencana memang bukan hanya menjadi peran pemerintah daerah semata, tetapi juga peran serta masyarakat dan juga pihak swasta sangat diperlukan.
Imbiri menekankan aparat kampung untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap abrasi dengan menjaga wilayah untuk melarang aktivitas galian C material pasir apalagi mengambil batu karang di laut. Kegiatan seperti itu yang justru dapat menyebabkan bencana abrasi makin tak dapat dihindari.
“Perlu diketahui dan dipahami, karena kejadian bencana tidak bisa diprediksi, bisa melanda apa, dan siapa saja, dan kapan saja. Maka dari itu kita sebagai masyarakat di pesisir harus kita sama-sama menjaga pantai kita, dengan melarang penggalian pasir dan menggalakkan penanaman Manggrove sebagai pemecah ombak alami, sembari pemerintah mempersiapkan talud pemecah gelombang yang permanen,” sebut Abraham.