Minggu 6 Oktober, 2024
Beranda Pendidikan Yosalina Kareth, Putri Papua Dengan Visi Membangun Pendidikan

Yosalina Kareth, Putri Papua Dengan Visi Membangun Pendidikan

Suaranewspapua.com – Yosalina Kareth (24), salah satu dari ratusan wisudawan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berprestasi yang mendapat kesempatan mengikuti prosesi wisuda secara tatap muka di kampus tercintanya.

Perjuangannya dari daerah asalnya Papua memberikan inspirasi setelah sukses menjadi wisudawan salah satu kampus favorit di Jawa Barat. Rasa haru sekaligus bangga terpancar dari wajah ibunya yang menemani Yosalina seusai mendapat ijazah sarjana.

Yosalina lulus dari Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dia mengatakan, setelah lulus dia bercita-cita ingin mengembangkan pendidikan di Papua

Menurutnya, selama ini pendidikan di Papua masih kurang dari standar pendidikan di daerah lainnya. “Kalau bekal pendidikan saya dari administrasi pendidikan, jadi kebanyakan dilihatnya pendidikan. Jadi fasilitas sekolahnya, mutu pendidikannya bagaimana, jadi saya harus kembangkan pendidikan Papua baik tenaga pendidikannya,” kata Yosalina.

“Jadi kalau dilihat pendidikan di Indonesia itu di Papua kurang dalam Pendidikan, mungkin akan coba dikembangkan sesuai dengan standar,” sambungnya.

Menjadi perwakilan wisudawan tatap muka di tengah pandemi, Yosalina merasa senang dan bangga. Apalagi dengan kehadiran ibunda di sampingnya yang datang jauh-jauh dari Sorong, Papua Barat.

Bahkan, kata dia, butuh waktu sehari dari rumahnya untuk sampai ke Kota Bandung. “Rasa untuk mewakili sangat senang karena mengingat Pandemi kan banyak yang online, terus hanya sebagian orang yang wisuda di gedung termasuk saya, senang dan bangga. Terus mamah saya juga dari tempat yang jauh bisa ke sini di sebelah saya gitu,” ujarnya.

Dia mengaku, ingin melanjutkan pendidikan hanya karena terbatas biaya jadi dia memutuskan sementara akan mengambil pekerjaan. “Rencana lanjut (pendidikan) tapi karena biaya jadi harus kerja dulu. Setelah lulus mau mengabdi dulu di Papua di bidang pendidikan,” pungkasnya.

Sebanyak 908 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mengikuti prosesi wisuda secara hybrid (online dan tatap muka). Kendati demikian, pengukuhan sebagian wisuda secara daring ini menjadi momentum yang sakral dan bermakna serta tak pengaruhi kualitas lulusan.

Rektor UPI M. Sholahuddin memaparkan 908 wisudawan ini terdiri dari 14 orang diploma (D3), 798 orang lulusan jenjang sarjana (S1), 69 orang lulusan magister (S2), dan 27 orang lulusan jenjang doktor (S3). Upacara wisuda berlangsung di Gedung Achmad Sanusi UPI dengan 15 perwakilan lulusan berprestasi dan disiarkan langsung melalui zoom untuk diikuti wisudawan dari kediaman masing-masing.

“Alhamdulillah wisuda berjalan lancar. Memang dibandingkan dengan yang biasa, cenderung lebih simple, sederhana, dan lebih singkat. Terutama pas pembagian ijazah yah karena yang dibagikan hanya wakilnya saja,” ucap Sholehuddin saat ditemui seusai pelaksanaan upacara wisuda di UPI, Kota Bandung, Rabu (24/2/2021).

Lebih lanjut, dia pun meyakini meski digelar secara terbatas, para wisudawan tetap tidak mengurangi makna dari pencapaiannya hingga diwisuda. “Mudah-mudahan para wisudawan tetap memiliki kebanggaan sebagai lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),” ujarnya.

Sholehuddin mengatakan, persoalan pandemi merupakan persoalan yang mengutamakan kesehatan, segala bentuk kerumunan sangat berpotensial menimbulkan klaster baru. Oleh sebab itu, pihaknya mengupayakan agar pelaksanaan wisuda tetap berjalan dengan khidmat dan protokol kesehatan yang ketat.

Berdasarkan informasi, tiga hari sebelum pelaksanaan wisuda tetap muka bagi mahasiswa berprestasi dan pejabat kampus, pihaknya melakukan pemeriksaan swab sebagai langkah pencegahan.

Dia juga menuturkan, pandemi ini menjadi sebuah tantangan bagi dunia pendidikan untuk mempercepat inovasi. “Saya kira bangsa yang kuat tidak boleh menyerah seperti ini. Kondisi ini sebetulnya ada hikmahnya juga, yaitu kita dipaksa untuk mempercepat inovasi dalam pendidikan,” katanya.

“Bagi kami ini mungkin lebih simple tapi kita juga mempertimbangkan suasana psikologis para wisudawan. Beda lah, yang langsung kesini dan hanya dirumah. Nah ini mungkin yang perlu kita perhatikan juga, sehingga ke depan kalau memang dimungkinkan untuk acara-acara seperti ini kita kembali offline (luring),” sambungnya.

Meski berlangsung luring menurutnya tak mempengaruhi kualitas para wisudawan. Menurutnya, kualitas lulusan tak hanya dilihat dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif saja tetapi juga dilihat dari performa lulusan di dunia pekerjaan yang sesungguhnya.

“Saya percaya, manusia itu kan makhluk dinamis, makhluk yang punya kemampuan berubah, yang penting adalah bagaimana mereka punya daya juang, kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,” pungkasnya.

- Advertisment -

Most Popular

Rev. Petrus Bonyadone Appreciates the TNI – Polri Collaboration in the Release of the Susi Air Pilot, Also Requests a Stop to Additional Movements...

Jayapura - Rev. Petrus Bonyadone as a Religious Leader expressed his thanks and high appreciation for all the hard work of all...

Pdt. Petrus Bonyadone Apresiasi Kolaborasi TNI – Polri dalam Pembebasan Pilot Susi Air, Juga Minta Stop Ada Gerakan Tambahan dari Sebby Sambom

Jayapura - Pdt. Petrus Bonyadone selaku Tokoh Agama menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas semua kerja keras semua elemen Lembaga, secara...

Community and Security Forces Synergy: Key to the Success of Indonesia’s 2024 Regional Elections

Papua – The 2024 Regional Head Elections (Pilkada) in Indonesia is not only a platform for candidates to win the people’s votes...

Sinergi Masyarakat dan Aparat: Kunci Sukses Pilkada 2024

Papua - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 bukan hanya menjadi ajang bagi para kandidat untuk memperoleh dukungan rakyat, tetapi juga kesempatan bagi...

Recent Comments