Mitra PemerintahPembangunanPemerintahanPendidikan

Empat Aspek Penting Otsus Papua Yang Sudah Berjalan Selama 20 Tahun

Suaranewspapua.com – Perjuangan panjang para tokoh Papua telah membuahkan hasil, otonomi khusus terhitung sudah 20 tahun berjalan. Otonomi khusus mengerjakan empat hal, yakni pengembangan pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat, dan infrastruktur.

Ketua Presidium Dewan Papua Thaha Al Hamid dikenal masyarakat saat memperjuangkan Papua merdeka dan mendorong untuk menyelesaikan persoalan di Bumi Cenderawasih secara damai.

Atas perjuangan itu, pemerintah Indonesia memberikan otonomi khusus (otsus) yang merupakan kesepakatan bersama dalam Kongres Rakyat Papua tahun 2000. Kebijakan itu menjadi solusi politik bagi persoalan di Papua.

Thaha Al Hamid di era pemerintahan Presiden BJ Habibie merupakan salah satu personel Tim 100 yang diminta merumuskan penyelesaian persoalan Papua. Sebelumnya, mereka menyampaikan sudah cukup bersama Indonesia dan akan berpisah atau berdiri sendiri.

“Kebetulan di generasi kami prosesnya berlangsung seperti itu. Kami memilih setelah pulang dari Tim 100. Habibie bilang “kamu pulang dan renungkan.” Akhirnya kami putuskan kita bikin Kongres Papua,” kata Thaha Al Hamid dalam diskusi bersama Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Budhi Achmadi di kanal Youtube Lanud Silas Papare.

Dia pun menyoroti gerakan yang muncul belakangan ini. Menurut Thaha Al Hamid, perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang saat ini telah kehilangan tujuan awalnya. 

“Intinya sekarang ini tidak ada ruh. Mau ke mana ruh perjuangan ini, mau ke mana, mau ke Papua merdeka kah. Sekarang orang lebih banyak bicara referendum. Referendum itu cuma jalan bukan tujuan,” katanya. 

Thaha Al Hamid juga mengkritik pihak-pihak yang kerap berbicara soal referendum tanpa ada tujuan jelas. Menurutnya, hal itu bukanlah solusi yang mengubah kondisi ke arah lebih baik. 

“Hari ini orang kalau bicara referendum, tolak otsus lalu kita referendum, saya ingin tahu mana itu roadnya. Saya ingin tahu jalannya. Jujur saja sehingga anak-anak muda lebih mengedepankan pergerakan fisik. Saya pikir tidak ada pilihan lain kita berhenti dan kita hidup baik-baik di Republik Indonesia,” jelasnya. 

Related Articles

Back to top button