Kapolda Papua Sindir Pemanggu Adat di Papua Terkait Otus
Suaranewspapua.com – Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy, SH meminta agar Presiden RI segera menarik pasukan TNI di Papua untuk mengurangi eskalasi kekerasan.
Warinussy juga meminta agar pemerintah menunjuk juru runding yang bertugas melakukan pertemuan secara permanen dan rutin dengan semua kelompok resisten di Tanah Papua. Harapannya, dengan adanya pengurangan personil dan penunjukkan juru runding, kekerasan dapat dihindari dan kondisi wilayah yang selama ini rawan dapat kembali aman.
Kelompok resisten yang dimaksud salah satunya adalah TPNPB OPM. OPM semakin menjadi-jadi belakang disinyalir juga karena rencana perpanjangan dana otsus dari pemerintah Pusat. OPM tetap bersikeras berpendapat bahwa masyarakat Papua tidak menginginkan dana otsus melainkan hanya kemerdekaan. Hal itu didasari argumentasi lamanya bahwa kebijakan Otsus telah gagal mensejahterakan masyarakat Papua.
Disisi lain, Kapolda Papua, Drs. Paulus Waterpauw memberikan tanggapan berbeda. Ia meminta agar semua pihak melakukan introspeksi, termasuk para pemangku kepentingan di daerah.
“Sama halnya dengan teriakan pengembalian Otsus, apa maksudnya? Kalau dibilang gagal, siapa yang gagal? Mari bangun dan ketuk hati nurani para raja-raja kecil itu. Jawab dan pertanggungjawabkan segala hal ihwal Otsus dengan benar kepada rakyat, baru bisa dapat jawaban gagal atau tidak, siapa yang masih gagal siapa yang sudah berhasil. Karena banyak keberhasilan dimana-mana, bukan kegagalan. Jadi stop berdrama yang berseri, kalau mau jadi sutradara sekalian bikin drama kolosal lalu buat film yang apik dan miliki mutu baik. Kitorang semua jujur saja diatas tanah ini, stop bersandiwara. kata Kapolda.
Ia juga meminta agar semua pihak tidak hanya berharap pada keputusan Presiden, apalagi Indonesia menganut system otonomi daerah dalam sistem pemerintahannya.
“Tidak semua hal harus dilemparkan kepada bapak Presiden. Terus para pemimpin diatas Tanah Papua dipercaya rakyatnya ini untuk apa? peran dan tanggungjawabnya apa? Saran saya perankan dulu semua pihak dimaksud. Hadir dan buat komitmen, itulah rentang kendali kepemimpinan yang harusnya dimainkan dengan irama orkestra yang padu dan sinergi, pasti mengeluarkan sebuah suara merdu solusi yang indah.
Sayang kalau para pemimpin Papua banyak yang dimanfaatkan daya upayanya. Bahkan banyak juga yang lama tidur nyenyak entah karena apa. Nah, waktunya sekarang semua pihak dibangunkan agar pikir cepat, ambil langkah cepat, buat keputusan juga dengan cepat, jadi stop dengan cara lempar handuk seperti ini.” Tambah Kapolda.