Hukum&KriminalKeamanan dan Ketertiban

Polda Papua Gelar Press Release Penangkapan Pelaku Pengedaran Senjata Api Dan Amunisi Di Nabire

suaranewspapua.com. JAYAPURA- Bertempat di Aula Rastra Samara Polda Papua telah dilaksanakan Paparan dan Press Release tentang Penangkapan Pelaku Pengedaran Senjata Api dan Amunisi di Kabupaten Nabire yang dipimpin Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab, Senin (02/11).

Dalam kesempatannya Kapolda Papua menjelaskan kronologi kejadian, dimana pada hari rabu tanggal 21 oktober 2020 sekitar pukul 11.30 WIT, diperoleh informasi dari petugas Avsec Bandara Douw Aturure Nabire bahwa ada salah satu penumpang Pesawat Wings Air dari Jakarta yang membawa senjata api yang disimpan di dalam tas senjata warna hitam yang dalam keadaan terbungkus, selanjutnya tim langsung menuju ke Bandara untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Berdasarkan informasi dari petugas Avsec bahwa senjata tersebut telah diserahkan kepada penumpang an. MJH yang sebelumnya terbang dari Jakarta – Makassar – Timika – Nabire, karena MJH bisa menunjukan surat serah terima senjata atau senjata api yang sebelumnya didaftarkan di security item.

Karena anggota merasa curiga dengan MJH yang membawa senjata api, kemudian tim langsung membuntuti kendaraan yang digunakan MJH hingga ke arah kota/hotel M, kemudian tim gabungan TNI-Polri yang dipimpin langsung oleh Wakapolres Nabire Kompol Samuel D. Tatiratu, S.IK melakukan koordinasi dan mengamankan MJH dan juga DC, tanpa perlawanan selanjutnya dibawa ke Mapolres Nabire untuk dimintai keterangan mengenai maksud dan tujuan MJH datang ke Nabire dengan membawa 2 (dua) pucuk senjata api jenis M4 dan M16.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa kedua pucuk senjata api tersebut adalah pesanan dari sdr. DC (ASN dan juga merupakan anggota perbakin Nabire). Sementara ini kemungkinan kedua senjata ini dibawa masuk ke Nabire karena pertemanan antar pelaku sebagai keanggotaan dalam perbaking sesuai permintaan tersebut.

Adapun barang bukti yang diamankan dari para tersangka berupa 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang jenis m16 a1 cal 5,56mm no. seri 9267879, 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang jenis m4 model : zev-fl cal : multi no. seri 2fl 01564, 1 (satu) buah magasen bertuliskan : okay industries new britanic ct usa 33710 5-15, 1 (satu) buah magasen bertuliskan : pmag 30 ar/m4 maguer industries corp lx50 made in usr 335-9922, 1 (satu) pucuk senjata api laras pendek jenis glock warna krem, 1 (satu) buah magasen glock, 5 (lima) butir amunisi cal. 9 mm bertuliskan : 9mm luger pmc, 1 (satu) buah handphone merk vivo 1901 warna hitam, imei 1 : 860991049393076, imei 2 : 86099104993068, 1 (satu) buah handphone merk vivo 1817 warna hitam, imei 1 : 861701040383292, imei 2 : 861701040383284, 1 (satu) buah kartu atm bank bni nomor seri : 5198933070092062, (satu) buah ktp atas nama fu’ad ari setyadi, nik : 910401191810001.

Kapolda Papua menambahkan “bahwasannya pengungkapan ini merupakan pintu masuk bagi kami aparat gabungan TNI-Polri bersama Pemda serta para Tokoh untuk memutus indikasi atau dugaan jaringan masuknya senjata api di wilayah Papua khususnya yang melewati kabupaten Nabire hingga Kabupaten Intan Jaya. Dimana kita pahami bahwasannya Kabupaten Intan jaya saat ini menjadi daerah merah karena aksi-aksi kekerasan bersenjata yang kita rasakan sampai dengan beberapa hari yang lalu.

Korban korban jiwa yang kita ketahui berdasarkan data kami misalkan tahun 2019 itu berturut-turut dari Oktober 2019 Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan lekagak telenggeng dan Militer Murib yang masuk ke wilayah Intan Jaya kemudian melakukan konsolidasi dan menyiapkan logistik bahan makanan senjata dan amunisi di wilayah ini, dengan maksud akan mengganggu Tembagapura Kabupaten Mimika, dikarenakan kelompok tersebut mendapat pasokan amunisi dan senjata lewat Nabire.

Kemudian tanggal 25 Oktober 2019 pembunuhan terhadap tiga tukang ojek di Distrik Hitadipa yang diduga dilakukan oleh Lekagak Telenggeng dengan Militer Murib dan kelompoknya, kemudian awal Desember 2019 Satuan Tugas gabungan TNI-Polri melakukan upaya pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata hingga masuk wilayah Distrik Hitadipa melalui Sugapa, dan pada tanggal 14 sampai tanggal 16 ketika terjadi kontak senjata hingga adanya 2 aparat TNI yang menjadi korban.

Sehingga dalam catatan kami adapun rentetan kejadian menonjol mulai dari 26 januari yakni, Kontak tembak dengan Yonif 433, 6 Februari pembakaran kios dan alat berat, 16 februari penembakan terhadap kepala suku kayu sani dan seorang remaja, 21 April dimana 2 masyarakat ditembak, 22 mei penembakan terhadap petugas medis di Distrik Wandai hingga sdr. Heniko Somow meninggal dunia dan ele mekel bagau terluka, penembakan terhadap masyarakat di Magataga 29 Mei 2020 di Distrik batas Intan jaya yunus Sani meninggal dunia, 15 agustus penembakan terhadap kios di Kampung Yogatapa Distrik Sugapa yang mengakibatkan sdr. Laode Janinudi terluka, 14 september penembakan terhadap tukang ojek di kampung Titigi Distrik Sugapa sdr. Laode dan fathur terluka, 15 september penembakan terhadap tukang ojek di Kampung Titigi Distrik Sugapa sdr, abdul azis mengalami kerusakan motor, 17 september penganiayaan mengakibatkan tukang ojek meninggal dunia an. Sara Badawi, 17 september juga terjadi kontak tembak dengan personel Satgas Aparat Teritori mengakibatkan Serka Sahlan meninggal dunia serta senjata api dan amunisi dibawa, 19 September terjadi kontak tembak dengan Satgas yang mengakibatkan Pratu Dwi Akbar meninggal, kemudian tertembaknya pendeta Yeremia Zanambani, 7 oktober penembakan terhadap Pewarta Kampung Emondi, 9 oktober penembakan terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) di Kampung Babogo korban adalah Bambang Purwoko, dosen UGM, Sertu Faisal Satgas, Prada Giat Ginanjar Satgas 400 BS, selanjutnya tanggal 26 Oktober penegakan terhadap KKB di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya yang mengakibatkan sdr. Rufinus Tigau meninggal dunia dan Meinus Nagaban seorang anak kecil yang terkena rekoset.

Itulah data korban kekerasan di Kabupaten Intan Jaya, diketahui masyarakat luka-luka sebanyak 7 orang, meninggal 10 orang, yang hilang sampai sekarang masih 2 orang, dan dari unsur TNI yang menjadi korban sebanyak 2 orang, meninggal 4 orang.

Saya kira inilah dampak daripada masuknya senjata dan amunisi di Kabuapten Intan Jaya, terlihat peningkatan yang begitu signifikan melalui gambaran yang telah dijelaskan. Kembali kepada kepemilikan senjata dijelaskan bahwa dari pengakuan para tersangka telah melakukan perdagangan Senjata Api sebanyak 7 kali, seperti halnya MJH yang menerima ongkos pertama kali sebanyak 10 juta dan kali kedua pelaku mendapat ongkos sebanyak 25 juta, dan yang ketiga kali mendapat ongkos sebanyak 30 juta, keempat kalinya mendapat ongkos 25 juta, untuk Glock sendiri sebanyak 15 juta, kemudian untuk M4 mendapat 25 juta dan yang terkahir M16 mendapat 25 juta.

Kami akan terus mendalami siapa siap saja yang terlibat dalam peredaran senjata dan amunisi. Semoga ini semua dapat kita ungkap karena telah banyak korban baik itu dari masyakat, anggota TNI/Polri dengan adanya transaksi senjata api dan amunisi.

Related Articles

Back to top button