Pembangunan Infrastruktur Papua dengan Pendekatan Kultural

suaranewspapua.com. JAKARTA- Dana otonomi khusus (Otsus) Papua dinilai sudah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Tak hanya ekonomi secara positif yang terdampak, sektor sosial dan budaya juga ikut serta.
Kepala Pusat Analisis Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Velix Wainggai meyakini dengan adanya infrastruktur ini memperlancar sistem logistik Nasional.
“Tentunya, mempermudah akses antar Papua dan luar,” kata Velix usai menjadi narasumber Webinar Moya Discussions Group dengan tema “Pembangunan Infrastruktur untuk Kesejahteraan Rakyat Papua, Jumat, 23 Oktober 2020.
Velix menuturkan, infrastruktur memiliki nilai sosial. Ia menyebutkan dengan dibangunnya pasar, kota-kota kecil otomatis sebagi ajang mempertemukan beragam etnik Papua.
“Kita mempunyai makna lebih dalam tentang infrastruktur. Diantaranya, pembangunan infrastruktur berbasis komunitas seperti pengadaan sanitasi, penyediaan air baku dan lain-lain. Di sini Negara hadir memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat,”paparnya.
Dia menambahkan, dalam pengembangan ekonomi wilayah atau komunitas seperti bandara, pelabuhan, jalan, dan lainnya pendekatan kultural dengan mengadopsi pengembangan ekonomi atau komoditas.
“Infrastruktur mendukung sentra ekonomi yang berdampak pada pengurangan kemahalan (penurunan harga-harga). Di antaranya, kawasan Raja Ampat sebagai pengembang destinasi wisata dengan membangun infrastruktur pendukung seperti perluasan bandara. Berdirinya kawasan khusus dengan mendorong pembangunan pelabuhan,bandara internasional dan lain-lain,” paparnya.
Pemerhati Papua dan Politik Internasional Imron Cotan mnyebut dalam pembagunannya, pemerintah melibatkan masyarakat adat dalam pembangunan infrastruktur. Terlebih lagi, lanjutnya, dapat melibatkan 7 wilayah adat Papua.
“Ini prestasi Bappenas yaitu pembangunan infrastruktur dengan pendekatan kultural atau kearifan lokal,” paparnya.