Suaranewspapua.com – “Infrastruktur itu urat nadi pembangunan kesejahteraan Papua secara berkelanjutan. Untuk itu, Papua harus maju dan sejahtera,” ujar Izak Randi Hikoyabi dalam keterangan persnya, Sabtu (24/10).
Sebelumnya Izak Randi Hikoyabi menjadi pembicara dalam Webinar tentang “Pembangunan Infrastruktur untuk Kesejahteraan Rakyat Papua” pada Jumat (23/10).
Papua dan Papua Barat merasakan dampak pembangunan infrastruktur dari dana Otonomi Khusus (Otsus). Menurut tokoh Papua Izak Randi Hikoyabi, semenjak masifnya pembangunan infrastruktur segala akses jadi mudah. Beragam sektor merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur.
Izak Randi berpendapat, pertumbuhan penduduk membutuhkan banyak akses penunjang. Baiknya akses penunjang bisa berdampak pada ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Kini, dengan tersambungnya akses jalan, jembatan, listrik dan sebagainya, masyarakat merasakan banyak kemudahan.
“Pembangunan infrastruktur saat ini dinikmati anak-anak kita. Mereka pun merasa mendapat banyak kemudahan akses,” paparnya.
Pengamat Kebijakan Publik Imron Cotan melihat ada sesuatu yang luar biasa dengan masifnya pembangunan infrastruktur di Papua. Distribusi dan pemasaran barang dan hasil bumi bisa lebih cepat. “Papua itu unik. Memiliki kearifan lokal yang harus dijaga,” kata dia.
Dia menyebut kondisi Papua di beberapa dekade lalu. Dulu harga BBM mahal, kini sudah sama dengan harga di Jawa. Transportasi hanya bisa ditempuh dengan udara. Kini transportasi dengan akses jalan semakin panjang. “Dengan infrastruktur akan memudahkan akses masyarakat dalam menuju kemajuan dan kesejahteraan,” harapnya.
Dia menyebut, Jalan trans-Papua Barat sejak dibangun dari 2018, kini panjangnya sudah mencapai 1.071 km. Semua itu telah tersambung. Sementara Trans Papua yang sudah beraspal sepanjang 743 km. Sisanya masih agregat atau perkerasan tanah.
Jalan trans Papua Barat terbagi menjadi dua segmen. Yaitu, segmen I Sorong-Maybrat-Manokwari (595 km) yang menghubungkan dua pusat ekonomi di Papua Barat yakni Kota Sorong dan Manokwari yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam.