DPR Papua: Insiden Penembakan di Intan Jaya Oleh KKB, Tidak Berperikemanusiaan dan Tidak Terpuji Dimata Tuhan

suaranewspapua.com. JAYAPURA- Penasehat Fraksi Partai Demokrat DPR Papua, DR.Yunus Wonda, SH. MH serta mewakili lembaga DPR Papua menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu anggota Satgas Apter atas nama Pratu Dwi Akbar Utomo, dalam sebuah kontak senjata dengan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) atau Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), yang terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, pada Sabtu (19/9).
Diketahui sebelumnya, pada Kamis, 14 Februari 2020, kelompok separatis di wilayah Kabupaten Intan Jaya ini telah melakukan dua aksi kejam di hari yang sama secara brutal terhadap masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojek dan juga seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa. Sehingga nyawa tukang ojek bernama Badawi dan anggota Babinsa bernama Serka Sahlan pun tak tertolong, hingga akhirnya meninggal dunia.
Yunus Wonda yang juga merupakan Wakil Ketua I DPR Papua ini sangat menyayangkan atas insiden tersebut kembali terjadi. Dimana saat ini seluruh pikiran hanya tertuju untuk bagaimana cara bisa membasmi pandemi covid-19 diatas Tanah Papua, tapi kini kembali dihadapkan dengan kejadian seperti ini.
Apalagi tegas legislator Papua itu, menghilangkan nyawa orang lain adalah perbuatan yang tidak berprikemanusiaan bahkan sangat tidak terpuji di mata Tuhan.
“Perbuatan itu tidak dibenarkan di mata Tuhan maupun di mata hukum. Karena yang bisa mengambil nyawa manusia hanya Tuhan, manusia tidak berhak apa pun alasannya. Sehingga jika manusia menghilangkan nyawa seseorang, itu merupakan tindakan yang sangat tidak manusiawi dan tidak punya hati,” tandas Yunus Wonda lewat pesan singkatnya kepada Pasific Pos, Minggu (20/9).
Untuk itu, kami turut berduka atas meninggalnya salah satu masyarakat dan juga anggota TNI yang saat itu sedang menjalankan tugasnya namun kena tembak dalam insiden yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya.