Menristek Berharap Bandara Antariksa di Biak Papua Cepat Jadi

suaranewspapuacom. JAKARTA- Menristek dan Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro berharap Indonesia dapat membangun stasiun peluncuran roket atau bandara Antariksa ke luar angkasa. Dia mengatakan hal itu lebih menguntungkan daripada hanya menciptakan roket.
“Indonesia harus bisa memposisikan diri sebagai tempat peluncuran utama,” ujar Bambang dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan LAPAN, Rabu (16/9).
Indonesia merupakan negara yang paling strategis untuk meluncurkan roket, misalnya membawa satelit ke luar angkasa karena berada di garis khatulistiwa. Sebab, dia berkata roket lebih mudah mencapai ke orbit jika diluncurkan dari garis khatulistiwa.
“Berarti buat pengusaha antariksa manapun ini adalah cost efficiencies,” ujarnya.
Bambang menyebut pulau Biak, Papua adalah salah satu wilayah yang paling potensial untuk dijadikan bandara antariksa. Sebab, Biak sangat dekat dengan garis khatulistiwa, yakni -1.
“Kalau bisa kita jadikan Bandara Antariksa Biak ini sebagai pintu masuk ke dalam bisnis antariksa dunia,” ujar Bambang.
Saat ini, Bembang menuturkan stasiun antariksa hanya dimiliki oleh negara maju, seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis, China, dan India. Namun, dia mengatakan stasiun peluncuran antariksa di negara tersebut jauh dari garis khatulistiwa.
“Kita dalam posisi yang sangat baik,” ujarnya.
Di sisi lain, Bambang menyampaikan nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan akan meningkat menjadi lebih dari US$1 triliun per tahun pada 2040. Sehingga, dia menilai hal itu sangat menguntungkan jika Indonesia bisa berpartisipasi dalam sektor tersebut.
Tak hanya bandara antariksa, Bambang menyampaikan industri roket dan satelit nasional harus terus difokuskan. Namun, dia tidak mengelak penguasaan teknologi roket dan satelit bukan hal yang mudah.
“Kalau buat saya sebagai ekonom juga, saya melihat bandara antariksa dan jasa peluncuran satelit, plus roketnya itu sudah cukup menunjukkan Indonesia punya peran di dalam bisnis antariksa dunia,” ujar Bambang.
Lebih dari itu, Bambang menyampaikan Indonesia tidak boleh lagi menjadi konsumen di sektor ekonomi. Dia berharap Indonesia bisa menjadi produsen di dalam industri antariksa.
“Itu bisa kita buat dengan basis bandara antariksa di Biak karena itu sudah menjadi keunggulan kita. Dilengkapi dengan jasa peluncuran satelit, berarti membutuhkan roket dan satelit,” ujarnya.