suaranewspapua.com- JAYAPURA- Pembunuhan Ismail Elopere, 40 tahun yang merupakan Kepala Kampung Meagama di Distrik Hubikosi, Kabupaten Jayawijaya, Papua, ditengarai hilangnya seorang warga bernama Kalolik, pada Juli 2020 lalu.
Warga mengambil langkah sendiri dengan tradisi adat, yaitu bergerak cepat melakukan balasan hingga mengakibatkan Kepala Kampung meninggal dunia.
Kalolik yang diketahui mengalami gangguaj jiwa ditemukan dalam keadaan meninggal, pada Selasa 18 Agustus 2020. Diduga kuat korban tewas akibat dibunuh warga setempat. Sebagai kepala kampung, Ismail diminta bertanggungjawab atas kasus tersebut.
“Namun, warga mengambil langkah sendiri dengan tradisi adat, yaitu bergerak cepat melakukan balasan hingga mengakibatkan Kepala Kampung meninggal dunia,” kata Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw kepada wartawan di Jayapura, Rabu 19 Agustus 2020, malam.
Buntut dari peristiwa itu, membuat balas dendam dari warga setempat yang bersimpati kepada Kepala Kampung.
“Sekitar pukul 19.30 WIT, lima orang menuju depan Graha Wamena melakukan penganiayaan terhadap Yarius Elopere, 25 tahun, warga Distrik Pelebaga,” kata Waterpauw.
Dua orang saksi dalam kasus penganiayaan Ismail Elopere dan dua saksi dalam penganiayaan Yarius Elopere, tengah dimintai keterangannya. Namun, isu berkembang membuat saling serang antar warga.
“Akibatnya, sebanyak 10 Honai atau rumah tradisional dibakar warga. Syukur tidak ada korban jiwa,” kata Waterpauw.
Kapolda pun memerintahkan Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen untuk meredam situasi yang sempat memanas. Aparat gabungan terdiri dari Polres Jayawijaya, Brimob serta TNI dari Kodim 1702/Wamena serta Batalyon 756 dikerahkan membubarkan massa dari kedua belah pihak bertikai.
Waterpauw menghimbau kepada kepala suku, tokoh adat dan agama di kedua belah pihak agar menahan diri. Sebab, polisi akan bekerja keras untuk memastikan apakah Kalolik meninggal akibat dianiaya atau tidak.
“Semua butuh proses dan melalui uji laboratorium forensik. Belum tentu Kalolik meninggal akibat dibunuh. Kepolisian bekerja untuk memastikan itu, selebihnya ranah hukum,” ujar mantan Kapolda Sumatera Utara itu.
Ia pun menambahkan jika situasi di Wamena sudah kondusif. Aparat keamanan masih berjaga-jaga untuk mencegah terjadinya aksi saling serang antar warga.
“Saat ini personil gabungan masih menyelidiki dan mengejar pelaku, berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan saksi. Patroli intens dilakukan untuk menjaga Kamtibmas. Situasi saat ini sudah kondusif,” ujar Waterpauw.