Waterpauw: Banyak KKB Menyamar sebagai Masyarakat Biasa
Suaranewspapua.com- TIMIKA- Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw mengungkapkan tentang berbagai kerawanan yang ada di wilayah hukumnya. Salah satunya yakni anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kerap menyamar menjadi masyarakat biasa.
Hal itu diungkapkannya saat menemrima kedatangan 103 personil Brimob BKO Polda Kepulauan Riau, yang akan bertugas dan tergabung dalam Satgas Pengaman Daerah Rawan (Pamrahwan) tahun 2020. Penerimaan personil Brimob BKO Polda Kepri dilakukan di Bandara Mozes Kilangin Timika.
Dalam arahannya, Paulus mengucapkan selamat datang kepada personil Brimob BKO Polda Kepri, yang dipimpin langsung oleh Dansat Brimob Polda Kepri. Kombes. Pol. Rendra Salipun. Kata Paulus, daerah operasi di Papua, khususnya di Kabupaten Mimika, memiliki situasi kerawanan yang khusus, serta cuaca yang tidak menentu, bahkan terkadang ekstrim. Untuk itu para personil BKO Brimob yang tergabung dalam Satgas Pamrahwan harus mampu menganalisa kondisi wilayah setempat dan terus berkoordinasi dengan satuan lainnya, termasuk unsur TNI yang ada di daerah penugasan.
“Wilayah penugasan di Kabupaten Mimika memiliki tingkat kerawanan khusus. Kalan harus pandai pandai menganalisa keadaan dan tetap melakukan pendekatan yang hunanis kepada warga, agar bisa terjalin komunikasi dan kepercayaan dari warga yang tentunya bisa mendukung tugas dan fungsi selama kalian tergabung dalam Satgas Pamrahwan,” tutur Paulus, sabtu (15/8/2020).
Paulus menekankan, dalam melaksanakan tugas di lapangan, mereka wajib untuk terus waspada, dan tidak boleh mendatangi tempat tanpa dibekali dengan infomasi yang jelas dan akurat, sebab hal itu bisa berakibat fatal.
“Saya mengingatkan jangan mendatangi TKP dengan informasi yang belum jelas karna hal–hal semacam itu sering terjadi dan merupakan satu pancingan yang di mungkinkan di lakukan oleh kelompok KKB untuk mengincar senjata dan amunisi kita, alangkah baiknya selalu kordinasi dengan satuan yang ada di kewilayahan,” tegas Paulus.
Ditambahkannya, Papua memiliki tingkat sensitifitas dan kerawanan yang tinggi terhadap berbagai isu politik dan pergerakan KKB, bahkan saat ini KKB sudah berani masuk dan bergabung dengan masyarakat di perkotaan, sehingga hal itu membutuhkan kemampuan untuk mengamati dan memantau pergerakan dari KKB.
“KKB banyak yang menyamar sebagai masyarakat biasa, jadi perlunya ada kemampuan dari saudara untuk mengamati, karna yang mereka incara adalah senjata dan amunisi, jangan pernah berjalan sendirian tanpa pengawas dari rekan kalian,” ujar Paulus.
Bukan hanya masalah keamanan, hal lain yang menjadi penekanan Kapolda Papua adalah mengenai kesehatan, Paulus meminta kepada para personil untuk terus menjaga kesehatan mereka, terutama dari ancaman penyakit malaria yang menjadi salah satu ancaman bagi personil yang bertugas di Papua.
Untuk itu, Paulus berpesan agar jika merasakan adanya gejala malaria, maka mereka diminta untuk berkonsultasi ke petugas kesehatan, dan tidak menganggap remeh hal tersebut, sebab kata Kapolda, malaria di Papua sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
“Tetap disiplin jaga kekompakan dalam pelaksanaan kegiatan, apabila kondisi tubuh tidak memungkinkan jangan terlalu dipaksakan untuk ikut kegiatan, patuhi protokol kesehatan, kondisi tubuh harus tetap dijaga agar terhindar dari malaria dan juga penyebaran Covid 19,” ungkap Paulus.
Selain menerima kedangan 103 personil Brimob BKO Polda Kepri, dalam kesempatan yang sama, Kapolda Papua juga keberangkatan ratusan personil Brimob BKO Polda Sumatra Selatan dan BKO Polda Bengkulu yang telah melaksanakan penugasan sebagai satgas Pamrahwan di Papua.