Mentahkan Dukungan 21 Organisasi, 99.5% Negara Dunia Akui Papua Bagian dari Indonesia
Suaranewspapua.com- Kampanye isu kolonialisme di tanah Papua yang terus dilakukan para aktivis dan pendukung kemerdekaan West Papua seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpin Benny Wenda maupun Komite Nasional Papua Barat (KNPB), atau klaim sepihak oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Jeffrey Bomanak, telah diyakinan bahwa tidak akan berpengaruh signifikan karena hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa Papua merupakan bagian yang teritegrasi menjadi Provinsi di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Ida Bagus Made Bimantara sebagai Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang mengatakan bahwa berbagai isu di Papua seutuhnya merupakan urusan dalam negeri, dan semua negara menghormati kedaulatan Indonesia termasuk Papua didalamnya.
“Hampir 99,5 pemerintah di dunia mengakui dan menghormati keutuhan Indonesia, menegaskan bahwa Papua bagian Indonesia. hanya ada satu diantara ratusan negara itu masih mempertanyakan yaitu Vanuatu,”
Made menegaskan, Papua saat ini sudah bebas secara politik, salah satu indikatornya adalah pelaksanaan Pilkada, Pilpres, serta diberikan hak otonomi khusus untuk membangun daerahnya. Terlebih pemerintah pusat juga terus melakukan kebijakan sebagai upaya untuk memperkuat dan memenuhi hak dasar, termasuk hak asasi manusia.
Berbagai akses juga sepenuhnya diberikan seperti menghadirkan BBM dengan harga sama seperti di daerah lain di Indonesia, akses transportasi dan infrastruktur terus dibangun, layanan kesehatan dijalankan.
Ia pun memastikan, pemerintah bekerja keras menyelesaikan persoalan yang masih ada, walaupun tidak bisa dipungkiri juga saat ini kondisi Papua sudah lebih membaik ketimbang masa yang teah lalu. Adapun apa yang selalu dikampanyekan oleh kelompok separatis, justru hal itu sama sekali tidak berkontribusi dan hanya akan membuat konflik baru yang berakibat pada provokasi yang memecah belah.
Tindakan kelompok tersebut juga sama dengan menista proses demokrasi yang sudah dijalankan oleh rakyat Papua ketika memilih dalam proses Pilkada, Pilpres, memilih anggota DPR, yang notabene merupakan orang asli Papua. Sementara kelompok separatis itu yang hidup di luar Papua, mengklaim dan seringkali mengatasnamakan seperti seorang raja. Padahal faktanya orang-orang seperti Benny Wenda atau yang lainnya tidak spenuh hati memperhatikan situasi secara langsung, yang ia bisa hanya mengadu domba rakyat dengan pemerintah.
“Ini sangat meremehkan demokrasi, mereka hanya ingin meraih tujuan pribadi. Kita harus bersama bekerja demi kemakmuran Papua. Bekerja dengan pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kemanusian,”
Steve R Mara Ketua Pemuda Lira Provinsi Papua juga telah mengajak kepada generasi muda Papua untuk jangan percaya dengan isu internasionalisasi Papua yang didorong kelompok tertentu, terlebih hal itu akan melupakan berbagai potensi besar generasi muda Papua yang lebih berharga ketimbang janji-janji yang sama sekali tidak pernah terealisasi.
“Jika terus terlena isu-isu internasional yang tidak memiliki basis fakta, dikhawatirkan generasi muda menjadi lebih malas untuk berpikir lebih maju, tidak mampu melihat beragam peluang. Saat ini lebih baik untuk berkontribusi nyata dan tidak merasa inferior,” ujar Mara.
Terlebih dengan otsus semua peluang menjadi terbuka. Misal, dahulu hanya level pejabat yang bisa naik pesawat untuk keluar daerah, sekarang siapa pun di Papua bisa dan itu bukti nyata terjadi hal positif di Papua. Akses pendidikan pun semakin terbuka.