Kamis 10 Oktober, 2024
Beranda Ekonomi Bisnis PUPR Bangun Pos Perbatasan Boven Digoel Papua Rp 115 Miliar

PUPR Bangun Pos Perbatasan Boven Digoel Papua Rp 115 Miliar

suaranewspapua.com. JAKARTA.- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) membangun pos perbatasan Yetetkun yang berada di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua dengan anggaran mencapai Rp 115,8 miliar. Proyek pembangunan pos perbatasan ini ditargetkan selesai pada tahun 2021 dan bakal menjadi ikon kota Boven Digoel, Papua.

Sebelumnya, PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Provinsi Papua yakni Skouw di Kota Jayapura dan Sota di Kabupaten Merauke.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya dengan dibangunnya pasar. Dengan demikian, kehadiran PLBN akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.

“Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” kata Menteri Basuki, dalam siaran pers, Rabu (17/6).

Wilayah Boven Digoel merupakan tempat bersejarah karena pernah menjadi tempat pengasingan bagi pejuang Kemerdekaan Indonesia seperti Mohammad Hatta pada masa Kolonial Belanda yang berjarak sekitar 422 kilometer dari Kota Merauke.

Kementerian PUPR telah meningkatkan kualitas jalan perbatasan (Trans Papua) pada ruas Merauke-Boven Digoel tersebut untuk memperkuat konektivitas kawasan perbatasan.

Pembangunan PLBN Yetetkun merupakan bagian dari komitmen Pemerintah dalam menjalankan amanah Nawacita yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada lima tahun silam, yaitu “Membangun dari Pinggiran.” Tujuannya adalah untuk menjadikan kawasan perbatasan negara yang sering juga disebut sebagai halaman belakangnya Negara Indonesia, menjadi beranda depan yang dapat dibanggakan.

PLBN Yetetkun mulai dibangun pada 25 Februari 2020 dan ditargetkan selesai tepat pada peringatan HUT RI 17 Agustus 2021, dengan progres konstruksi saat ini 11,20%. Total nilai kontrak pembangunannya sebesar Rp 115,8 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020-2021.

Pembangunan PLBN ini dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Papua Ditjen Cipta Karya. Pembangunan ini melingkupi pekerjaan pada zona inti yakni gedung utama PLBN, pos pemeriksaan, pos gerbang, power house, mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), pengadaan peralatan X-Ray dan Thermal Detection, dan portal.

Sedangkan untuk zona sub inti akan dibangun rumah pegawai dan zona pendukung seperti kios (pusat ekonomi), lansekap, dan infrastruktur lainnya seperti tempat pengolahan sampah dan penyediaan MCK. Ke depan pembangunan kawasan perbatasan oleh Kementerian PUPR tidak hanya pos lintas batas saja, namun juga jalan paralel perbatasan, jalan akses menuju pos lintas batas dan pengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan seperti pembangunan jalan lingkungan, drainase, pengelolaan sampah, penyediaan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan lainnya.

Selain PLBN Yetetkun, Kementerian PUPR di Provinsi Papua saat ini juga tengah melanjutkan pengembangan Zona Inti PLBN Skouw seluas 10,7 ha dengan luas total bangunan 4.761 meter persegi. Pembangunan Zona Sub Inti tersebut meliputi penataan kawasan, mess karyawan, bangunan pasar, kantor pengelola, renovasi masjid, renovasi gedung serbaguna, pembangunan jembatan penghubung, Patung Presiden RI pertama Ir. Soekarno, ornamen gerbang, video tron, dan fasilitas pendukung lainnya dengan biaya sebesar Rp 117,5 miliar. Hingga akhir Mei 2020, progres konstruksi keseluruhan zona penunjang mencapai 86,5%.

Terselesaikannya pembangunan zona penunjang seperti area komersial diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar serta mendekatkan dunia usaha (UMKM) dengan konsumen untuk mempromosikan brand dan produk lokal, termasuk kuliner.

Pada Zona sub Inti dibangun pasar sebanyak 304 kios di atas lahan seluas 3.600 m2. Pasar terdiri atas kios basah, kios kering serta kios terbuka yang tidak memakai atap penutup berjumlah 50 kios. Sementara PLBN Sota menjadi pos lintas kedua yang berbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini setelah PLBN Skouw yang telah dilakukan perbaikan oleh Kementerian PUPR.

Pembangunan kawasan perbatasan Sota terdiri atas Zona Inti yang meliputi gedung utama Pos Lintas Batas Negara, gudang sita, klinik, monumen Garuda, bangunan gerbang dan check point, serta didukung jalan akses menuju PLBN yang mulus dan tersedianya lahan parkir. Zona Sub Inti terdiri atas rumah pegawai dan wisma Indonesia serta Zona Pendukung berupa rest area, gereja, musolah, parkir dan renovasi Pasar Sota yang dilengkapi fasilitas 13 kios dagang.

Pelaksanaan pembangunan PLBN telah dimulai awal 2019 dengan biaya Rp 114 miliar.

- Advertisment -

Most Popular

Herman Doga: Regional elections in Papua should not be an event for bloodshed

Papua- Chairman of the Jayawijaya Traditional Institution (LMA) Herman Doga invited the community to respect each other's differences, especially in determining who...

Herman Doga: Pilkada di Papua Jangan Dijadikan Arena Pertumpahan Darah

Papua- Ketua Lembaga Adat (LMA) Jayawijaya Herman Doga mengajak masyarakat untuk saling menghargai perbedaan, apalagi dalam menentukan siapa calon pemimpin pada Pilkada...

Papua Police Chief Inspects Security Preparations Ahead of Regional Elections at Papua Election Commission Office

Jayapura, Papua – Inspector General Patrige R. Renwarin, the Chief of Papua Police, personally inspected the security preparations ahead of the upcoming...

Kapolda Papua Tinjau Pengamanan Jelang Pilkada di Kantor KPU Provinsi Papua

Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Pol Patrige R. Renwarin, S.H., M.Si, melakukan pengecekan langsung terhadap kesiapan pengamanan menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah...

Recent Comments