Suaranewspapua.com. MIMIKA.- Pemerintah Provinsi Papua bergerak cepat mengatasi pandemi Covid-19. Sejak kasus pertama diketahui, berbagai kebijakan dilakukan agar penyakit tersebut tidak terus menular.
Pada pekan pertama Juni 2020, angka penularan atau reproduksi efektif (R-nought/Rt) di Papua masih bertengger di 1,12 dengan jumlah kasus infeksi nomor 12 dari 34 provinsi. Namun, pada akhir pekan kedua, kondisinya membaik.
Penambahan kasus Covid-19 menyusut ke angka belasan, bahkan pada 15 Juni melaporkan nol kasus. Rt juga sudah di bawah 1 atau di sekitar 1. Sejauh ini, Papua dinilai berhasil mencegah pandemi menjadi bencana lebih besar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aaron Rumainum menuturkan, anggapan Papua tertinggal dalam fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk penanggulangan pandemi Covid-19 dengan sendirinya terbantahkan. Fakta menunjukkan, korban meninggal relatif kecil dibanding banyak daerah lain di Tanah Air.
Di Papua tercatat 1.249 pasien positif Covid-19. Lebih dari separuhnya berada di Kota dan Kabupaten Jayapura. Dari jumlah itu, yang meninggal 15 orang (1,2 persen), jauh di bawah angka kematian nasional yang sekitar 6 persen.
Sementara, pasien positif Covid-19 yang berhasil sembuh dan pulih 191 orang atau 15 persen. Persentase ini memang lebih rendah dari angka nasional yang 38 persen. Namun, serangan Covid-18 di Provinsi Papua baru menunjukkan kurva menanjak akhir April dan awal Mei.
“Fasilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Papua cukup untuk mengakomodasi pasien positif pada level yang sekarang. Setelah 445 orang sembuh, kini di Papua ada 795 pasien Covid-19 (tersebar di 29 kabupaten-kota) yang semua telah diisolasi dan mendapat perawatan yang sepatutnya di rumah sakit (RS),” kata Aaron, Minggu (21/6/2020).
Dia menjelaskan, hampir semua pasien bisa tertampung di rumah sakit atau di tempat perawatan sementara (hotel). Sebagian kecil yang menjalani isolasi dan perawatan mandiri.
Menurut Aaaron, di seluruh provinsi terdapat 16 RS rujukan untuk Covid-19 dan bila diperlukan masih ada 45 RS lainnya yang juga dapat memberikan pelayanan. RS Daerah Abepura, yang menyediakan 150 bed untuk pasien Covid-19 menjadi RS rujukan utama.
Rumah Sakit Freeport di Kompleks Industri Pertambangan Freeport di Tembagapura, Kabupaten Mimika, turut membantu pemeriksaan spesimen pasien dengan PCR, dengan kapasitas 200 spesimen per hari.
Selain Jayapura, Mimika menyumbang pasien Covid-19 terbesar di Papua. Sebagian besar pasien positif Covid-19 dirawat di RS Freeport Tembagapura. Sejauh ini kesembuhan di RS Freeport ini cukup tinggi. Dari 140 orang yang dirawat hampir 90 orang telah sembuh dengan kematian 3 orang.
Aaron menjelaskan, bila terjadi situasi darurat Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua pun telah menyiapkan dua hotel, yakni Hotel Mampagco dan Hotel Sahid Entrop untuk mengisolasi pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien terkonfirmasi positif dengan gejala ringan sampai sedang.
Untuk diketahui, pasien pertama yang terkonfirmasi Covid-19 muncul di Kabupaten Mimika, lalu terdeteksi di Jayapura, Merauke, dan menyebar ke tempat lain. Dalam tempo 6 minggu tercatat 538 orang terinfeksi.
Gubernur Papua Luka Enembe pun memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 21 Mei sampai 4 Juni. Namun, selama masa PSBB jumlah pasien terus bertambah dan menjadi 862 orang dan puncaknya terjadi pada pekan pertama Juni.
Pada 4 Juni hingga 19 Juni Gubernur Enembe mengubab PSBB menjadi Pengaturan Sosial Daerah yang Diperketat (PSDD). Protokol kesehatan lebih dikedepankan daripada membatasi pergerakan masyarakat.
Hasilnya, penularan pun melandai. R-nouth menyusut ke 1,2 persen. Kendati demikian, Papua tidak lengah. Gubernur menginstruksikan agar tracing dan testing yang sudah dilakukan semakin digencarkan.
“Provinsi Papua kini bisa melakukan tracing dan testing secara masif dan agresif. Sebulan pascapasien pertama muncul, mesin PCR (Polymerase Chain Reaaction) telah hadir Jayapura, diperasiokan oleh Lab Kesehatan Daerah (Labkesda) sebagai organ Pemprov dan Litbangkes sebagai perwakilan instansi pusat. Gugus Tugas Nasional Covid-19 juga mengirim perkakas, reagen dan cartridge Rapid Test Molekuler ke daerah pedalaman,” kata Aaaron.
Didukung oleh teknisi dan analis yang telah terlatif, kedua intansi ini melakukan pemeriksaan berbasis molekuler atas ribuan spesimen swab dari pasien dari seluruh Provinsi Papua. Mengantisipasi lonjakan pasien, Pemprov menambah pengoperasian mesin canggih PCR ini di Kota Merauke, Biak, dan Nabire.
Para teknisi dan analis PCR itu telah menjalani pelatihan di Makassar. Antrean panjang spesien swab yang menunggu pemeriksaan terpangkas. Pemprov juga bisa berinisiatif melakukan surveilance, mencari orang-orang yang terpapar, untuk mengisolasi dan mengobati mereka.
“Dari tren yang muncul sampai pertengahan Juni tampaknya warga Papua punya harapan untuk dapat melangkah dalam tahap transisi menuju new normal dalam situasi yang lebih aman. Rt sudah menurun, penularan sudah melandai. Salah satu prestasi yang bisa diketengahkan dari Propinsi Papua ini adalah kemampuannya menekan angka kematian Covid-19,” kata dia.